Ketika Kita Fokus Pada Banjir Jakarta, Kita Lupa Ada Banjir Di Kampung Sima Nabire

(Banjir yang menerjang kampung Sima awal tahun 2020)
Nabire – Kampung Sima adalah satu dari empat kampung yang berada di Distrik Yaur kabupaten Nabire, Papua. Kampung Sima bisa ditempuh dari kota Nabire dengan jarak kurang lebih 43 KM.
Kampung Sima sendiri memiliki luas wilayah paling besar dibandingkan 3 kampung lainnya di Distrik Yaur, yaitu 422 KM².
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik tahun 2018, jumlah penduduk di kampung Sima sebanyak 328 orang. Rata-rata penduduk di kampung ini memiliki mata pencaharian sebagai nelayan maupun berkebun.
Namun kampung Sima sangat rentan dengan resiko bencana banjir. Dari catatan Nabire.Net, sejak 2016 hingga saat ini, kampung Sima kerap dilanda banjir.
Berikut catatan kejadian banjir yang terjadi di kampung Sima :
1. Banjir Besar Maret 2016
Banjir besar terjadi pada 25 Maret 2016 di Kampung Sima. Banjir saat itu terjadi bukan hanya di Distrik Yaur saja melainkan juga di Distrik Yaro.
(Baca Juga : Terendam Banjir Hampir 2 Meter, Aktivitas Warga Distrik Yaro & Yaur Nabire Lumpuh Total. Warga Mohon Bantuan Makanan & Obat-Obatan)
Saat itu tercatat 56 rumah warga terdampak banjir. Selain itu banjir juga menggenangi jalan dan sempat merusak jembatan yang menghubungkan Kota Nabire dan kampung.
2. Banjir Februari 2019
Banjir kembali terjadi pada 19 Februari 2019 di Distrik Yaro, Distrik Wanggar dan Distrik Yaur. Kampung Sima Distrik Yaur menjadi salah satu kampung yang cukup parah diterjang banjir saat itu.
(Baca Juga : Ini Kondisi Terakhir Banjir Di Yaro, Wanggar Dan Yaur Nabire)
3. Banjir Januari 2020
Hujan deras pada hari rabu 1 Januari 2020, terjadi banjir di Kampung Sima, Distrik Yaur, kabupaten Nabire, Papua.
(Baca Juga : Banjir Terjang Kampung Sima Awal Tahun 2020)
Akibat banjir, tercatat 1 unit rumah warga dan 1 unit bangunan Kantor Bakal Klasis Nabire Barat mengalami sedikit kerusakan.
Banjir sendiri disebabkan meluapnya Kali Sima. Dan wilayah kampung Sima merupakan wilayah yang sering menjadi langganan banjir.
Sementara laporan terakhir hari ini (02/01), banjir sudah mulai surut, namun banjir menyisakan kerusakan rumah warga dan miringnya pondasi bangunan Kantor Bakal Klasis Nabire Barat.
Tanggapan Suku Yerisiam yang Mendiami Kampung Sima
Suku Yerisiam Gua adalah salah satu suku asli Nabire yang sudah lama mendiami kampung Sima, Distrik Yaur.
Suku Yerisiam Gua yang mayoritas mendiami kawasan ini sudah berulangkali menyurati DPRD Nabire dan Pemerintah Kabupaten Nabire untuk segera menyelesaikan persoalan ini sekaligus meminta kepada perusahaan sawit yang ada di kawasan tersebut untuk ikut bertanggung jawab akibat banjir yang terjadi.
(Baca Juga : Masih Rentan Banjir, Warga Yerisiam Di Kampung Sima Minta Pemerintah Nabire & DPRD Nabire Dengar Jeritan Hati Mereka)
Tanggapan Anggota Demisioner DPR Papua, John Gobai
Sementara itu, anggota demisioner DPR Papua, John Gobai, meminta pemerintah segera turun tangan mengatasi persoalan banjir di kampung Sima, Distrik Yaur, maupun di kawasan yang berdekatan dengan kampung Sima yaitu Distrik Yaro.
Dikatakan John, banjir tersebut akibat lajunya deforestasi oleh proyek perkebunan sawit. Sebelumnya fenomena alam ini tak pernah terjadi sejak terakhir tahun 1982.
“Sebagai orang yang pernah di sima dan telah diterima sebagai keluarga dari Suku Yersiam, saya tak bisa mempersalahkan siapa disini tapi itulah fenomena yang sedang dan sudah terjadi. Sekarang saya mengkritisi tentang penanganan banjir itu”, ujar John.
John mengapresiasi tanggap darurat dari Pemda Nabire. Namun hal ini tak bisa dibiarkan terus menerus. Perlu ada penyelesaian pada akar persoalan.
“Pemerintah perlu menormalisasi dua sungai yang mengapit kampung Sima serta membuat jalur baru sungai dan talut, lalu membuat Danau Buatan untuk menampung air dan Danaunya dapat digunakan untuk memelihara ikan, agar kemudian dapat menjadi tempat pemancingan”, urai John.
Lanjutnya, pengalaman banjir tahun 2016 seharusnya menjadi cermin pemerintah dan istansi terkait dalam menuntaskan persoalan banjir di kampung sima.
“Kami meminta kepada Balai Wilayah Sungai Papua dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua, untuk dapat mencarikan solusi jangka panjang terhadap adanya perkampungan Sima yang diapit oleh 2 (dua) Sungai. Selain itu Pemkab Nabire agar membuat jalur baru sungai dan talut serta adanya Danau Buatan untuk menampung air dan Danaunya dapat digunakan untuk memelihara ikan, agar kemudian dapat menjadi tempat pemancingan”, tuturnya.
John juga meminta perusahaan sawit yang beroperasi di Distrik Yaur yaitu PT.Nabire Baru, untuk ikut memikirkan pembuatan jalur baru sungai dan talud serta Danau Buatan untuk menampung air dan Danaunya dapat digunakan untuk memelihara ikan, agar kemudian dapat menjadi tempat pemancingan.
Nabire.Net sendiri sudah mencoba meminta tanggapan kepada pihak terkait, diantaranya Kepala Dinas PUPR Nabire. Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan dari Kadis PUPR.
Persoalan banjir di kampung Sima memang perlu menjadi perhatian kita semua. Ketika konsentrasi kita terfokus pada banjir di tempat lain (baca:Jakarta), kita justru melupakan saudara-saudara kita sendiri yang ada di Nabire.
Sudah saatnya kita lebih mementingkan terlebih dahulu saudara-saudara kita yang terdekat, tanpa melupakan saudara-saudara kita yang jauh.
[Nabire.Net]
Tinggalkan Balasan