Identifikasi Cuaca Terkait Kejadian Banjir Di Kampung Sima Nabire

(Banjir yang menerjang kampung Sima awal tahun 2020)

Nabire – Badan Metereologi dan Geofisika (BMKG) kabupaten Nabire, mengkategorikan hujan yang terjadi pada tanggal 1 Januari 2020 sebagai hujan ringan. Namun walaupun hujan ringan, tapi menyebabkan banjir di wilayah kampung Sima, Distrik Yaur, Nabire.

Hal itu disampaikan BMKG Nabire dalam rilis persnya yang diterima Nabire.Net, selasa (07/01).

Dalam rilis pers tersebut, satuan curah hujan di Nabire pada tanggal 1 Januari 2020 tersebut yaitu 1.0 mm sehingga dikategorikan hujan ringan.

(Baca Juga : Banjir Terjang Kampung Sima Awal Tahun 2020)

Periode hujan yang terjadi di wilayah Nabire dalam 1 minggu terakhir (Tgl 28 Desember 2019 s/d 04 Januari 2020) merupakan kategori hujan ringan s/d hujan sedang (Hujan Normal). Dampaknya dapat menyebabkan banjir di wilayah Kampung Sima Nabire.

Untuk menentukan bahwa hujan tersebut adalah hujan ringan, BMKG Nabire menganalisa berdasarkan 9 indikator yaitu peredaran semu tahunan matahari, ENSO (El Nino-South Osciilation), pergerakan gelombang atmosfer sepanjang khatulistiwa (Madden-Julian Oscillation), suhu permukaan laut (SST), radiasi gelombang panjang (OLR), pola arus angin, kelembaban relatif, indeks labilitas udara dan citra satelit.

Dari sembilan indikator tersebut, BMKG Nabire berkesimpulan sebagai berikut :

  • Secara analisis global, kejadian banjir yang terjadi di kampung Sima dipengaruhi oleh posisi peredaran tahunan Matahari yang sedang berada di BBS serta dipengaruhi oleh kondisi suhu permukaan laut (SST) yang cukup hangat sehingga menambah pasokan uap air cukup tinggi untuk mendukung pembentukan awan hujan.

  • Adanya pola low (daerah bertekanan rendah ) dan pola shearline (belokan angin) diatas wilayah Nabire yang menyebabkan terjadinya pembentukan awan-awan konvektif penghasil hujan lebat.

  • Kelembaban relatif (RH) pada lapisan 850, 700, 500 dan 200 mb bernilai 70-90 %. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat kejadian hujan lebat kondisi udara basah hingga lapisan 200 mb, sangat berpotensi untuk perbentukan awan-awan konvektif di atas wilayah Nabire sampai di ketinggian level 200 mb.

  • Dari klasifikasi jenis awan diketahui awan yang terbentuk adalah awan Cumulonimbus (Cb) dan Cumulus (Cu) yang dapat diketahui berdasarkan suhu puncak awan pada counter line satelit Himawari 8 EH yaitu (-62) s/d (-100) yang berpotensi menimbulkan hujan.

  • Dari indeks labilitas udara diketahui bahwa adanya potensi pembentukan awan konvektif sedang dan kemungkinan terjadi hujan & badai guntur.

BMKG Nabire juga memprediksi bahwa selama beberapa hari kedepan, wilayah Nabire masih berpotensi mengalami berawan tebal hingga hujan lokal dengan intensitas ringan terutama pada malam dan dini hari.

[Nabire.Net/Eusebius.A]



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *