Warga Unjuk Rasa Di DPRD Dogiyai Tuntut Pemerintah Berantas Miras

Dogiyai – Minuman keras atau miras selama ini menjadi momok yang mengganggu situasi keamanan dan ketertiban di Papua, termasuk di kabupaten Dogiyai, wilayah tengah Papua.

Kekhawatiran akan peredaran miras menjadi perhatian banyak pihak, baik pemerintah, aparat keamanan, tokoh masyarakat, organisasi masyarakat hingga warga masyarakat sendiri.

Oleh karena itu, untuk menanggulangi persoalan miras yang sudah menjadi penyakit masyarakat di Dogiyai, warga Dogiyai yang menamakan dirinya Solidaritas Peduli Rakyat Papua Budaya Mee (SRPPBM), menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Dogiyai.

Aksi yang dilaksanakan Senin siang (08/07) tersebut, bertujuan untuk meminta ketegasan pemerintah kabupaten Dogiyai serta wakil rakyat yang duduk di DPRD untuk serius mengatasi masalah minuman keras di kabupaten Dogiyai.

Selain problem miras, SRPPBM juga meminta penyakit masyarakat lainnya seperti judi togel dan dadu, turut diberantas, sehingga tidak meresahkan warga.

Tak bisa dipungkiri, persoalan miras selama ini mengakibatkan banyaknya konflik hingga mengakibatkan kematian di provinsi Papua, utamanya di kabupaten Dogiyai.

Koordinator aksi demo, Benediktus Goo menjelaskan, sudah seringkali sejumlah elemen masyarakat meminta agar penyelesaian dan penanganan penyakit masyarakat di Dogiyai dituntaskan dan tidak berlarut-larut dibiarkan.

Menurut Benediktus, pihaknya pernah melayangkan surat kepada DPRD untuk menindaklanjuti hal ini. Bahkan telah dilakukan aksi pemalangan Kantor DPRD, demi meminta perhatian para wakil rakyat di daerah ini untuk mencari solusi.

Dalam surat tersebut, ada 26 poin penting yang harus direalisasikan demi pemberantasan penyakit masyarakat di kabupaten Dogiyai.

Senada dengan Benediktus Goo, orator lainnya, Yesaya Goo juga menuntut hal yang sama kepada pemkab dan DPRD.

Ditegaskan bahwa penyakit masyarakat seperti miras dan judi tidak sesuai dengan ajaran agama dan tidak dibenarkan. Jika pemerintah tak bisa mengatasi persoalan itu maka pemerintah tidak mengindahkan ajaran agama.

Sementara salah seorang warga yang ikut dalam aksi unjuk rasa ini, Yustinus Iyai, menuturkan bahwa apa yang dilakukan ini semata-mata demi terciptanya Dogiyai yang aman dan Dogiyai Bahagia seperti visi dan misi Bupati Dogiyai.

Jika warganya bahagia, maka proses pembangunan di Dogiyai telah berjalan dengan baik. Jika tidak, maka pemerintah harus introspeksi diri apa yang harus diperbaiki.

Yustinus menegaskan, jika aksi ini dianggap remeh dan tidak diindahkan, bukan tidak mungkin akan ada aksi lanjutan yang lebih besar dari seluruh warga Dogiyai untuk menuntut pemberantasan penyakit masyarakat di Dogiyai.

Aksi unjuk rasa ini sendiri berjalan tertib dan aman hingga selesai. Nampak peserta aksi membawa sejumlah poster menuliskan tuntutan mereka kepada pemerintah Dogiyai untuk memberantas penyakit masyarakat.

[Nabire.Net/Musa.Boma]


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *