Tim Penegak Kampung Mauwadide Dogiyai Hadir Sebagai Upaya Selamatkan Alam Dan Manusia

Dogiyai – Tim Penegak Kampung (TPK) Mauwadide, kabupaten Dogiyai, digagas oleh almarhum Marius Agapa dan Markus Auwe. Kehadiran TPK Mauwadide ini menjadi contoh dan kehormatan yang mulia yang perlu disikapi dengan baik dalam setiap kebijakannya terhadap lingkungan dan warga.

Seperti diketahui, banyak kasus-kasus yang terjadi di Papua khususnya di Dogiyai yang terjadi akibat kurangnya kesadaran masyarakat seperti miras, kecelakaan lalu lintas dan lain sebagainya.

Dalam menyingkapi hal itu, belum ada gerakan kepedulian sosial yang hadir untuk mengingatkan dan menegur warga masyarakat agar menjauhi hal-hal negatif.

Oleh karena itu, kehadiran Tim Penegak Kampung Mauwadide ini bertujuan untuk menyelematkan alam Papua,dan memanusikan manusia Papua-Mee.

Tim Penegak Kampung Mauwadide hadir dengan prinsip “Hidup Mobuu dan Ayii”, artinya Hidup Penuh Kebahagiaan dan Keselamatan,.

Penggagas lahirnya TPK Mauwadide, Markus Auwe, menuturkan, dalam situasi seperti ini, perlu membangun persaudaraan dan kekeluargaan serta rasa kebersamaan dan keadilan, kebenaran dan kejujuran. Dan semua nilai itu perlu dijalankan dengan sungguh-sungguh demi menyelematkan kehidupan masyarakat.

“Semua tatanan hidup manusia Mee yang baik telah diteruskan hingga kini oleh leluhur tetapi dengan pengaruh dunia global telah dihancurkan. Hadirnya Team Penegak Kampung telah melihat berantakannya hidup masyarakat seperti pemuda mengkomsumsi miras, makan pinang, berjudi, saling mempengaruhi di tempat-tempat keramaian, main togel, curi, putus sekolah, hidup keluarga hancur, pikiran tidak normal, hidup dalam masalah diatas masalah, kematian cukup tinggi, dan lain-lain”, beber Markus.

“Dengan demikian, kehidupan masyarakat menjadi korban diatas keonaran pemerintah, para intelektual, para pelayan gereja serta TNI/Polri. Mereka melakukan keonaran diatas penderitaan rakyatnya, telah melihat tetapi tidak melihat, mendengar tetapi tidak mendengar, mau bersuara tetapi tidak bersuara hanya ada keonaran dengan apa yang ada pada dirinya sendiri”, ungkap Markus.

Oleh karena itu, dengan semakin memburuknya kehidupan di kampung dengan beragam penyakit sosial, maka Tim Penegak Kampung Mauwadide hadir untuk menerapkan 10 perintah Tuhan yang isinya larangan-larangan.

Dengan demikian, masyarakat dapat dikembangkan,yang utamanya adalah kesadaran pada diri sendiri yang didasari pada 10 perintah Allah.

Tim Penegak Kampung Mauwadide sendiri, akan merayakan hari ulang tahunnya yang ke 5 pada hari kamis (10/01). Diharapkan melalui HUT ke 5, Tim Penegak Kampung Mauwadide mampu menghadirkan kesadaran bagi warga masyarakat untuk mencintai dirinya dan tanah serta alam sekitarnya.

[Nabire.Net/Agus.Tebai, Pemuda Kampung Mauwa, Dogiyai]


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *