Pemerintah Disarankan Tarik Pasukan Dari Papua
Jakarta – Pemerintah disarankan untuk segera menarik pasukan TNI dari Papua guna menghindari kesan adanya konfrontasi antara masyarakat dengan militer.
Harapan tersebut disampaikan pengamat intelijen Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) Soeripto, Jumat (06/09), di Jakarta.
Dilansir dari Antara, Suripto berpandangan bahwa dengan adanya pasukan di Papua, akan menimbulkan kesan adanya invasi militer. Menurutnya pendekatan militer bukanlah hal yang tepat untuk menghadapi persoalan di bumi cendrawasih.
Menurut Suripto, yang perlu dilakukan pemerintah adalah meningkatkan pendekatan persuasif dengan menghormati dan menghargai identitas masyarakat Papua.
“Pengerahan tentara besar-besaran itu tidak menyelesaikan persoalan. Justru menimbulkan kecurigaan dan sentimen bahwa ini penjajahan baru. Justru kita malah melakukan semacam konfrontasi begitu. Kita harus belajar dari kejadian lepasnya Timor Timur,” kata Suripto.
Hal senada juga sebelumnya disampaikan Tokoh Papua, Samuel Tabuni, saat menghadiri konferensi pers bersama Menkopulhukam pekan lalu.
Menanggapi hal tersebut, Wiranto menyatakan tentu ada alasan mengapa aparat yang ditugaskan ke Papua dan Papua Barat. Pasukan itu dikirim untuk membuat situasi keamanan kondusif.
Wiranto lantas menegaskan aparat akan ditarik dari wilayah Papua dan papua Barat jika memang kondisi sudah kondusif.
“Kalau kondisi serangan-serangan bersenjata di Papua tidak ada, saya jamin ditarik. Kami sepakat yang utama adalah bagaimana segera mengakhiri suasana tegang demo anarki ini menjadi pulih,” tegasnya.
Sebagai informasi, jumlah pasukan yang dikirim ke Papua pasca kericuhan yang terjadi di beberapa daerah di Papua, hampir 6.000 personil TNI/Polri. Mereka disebar di Jayapura, Manokwari, Sorong, kemudian di Paniai, Deiyai, Nabire dan Fakfak.
[Nabire.Net]
Tinggalkan Balasan