Mahasiswa Intan Jaya Di Jawa Timur Anggap Bantuan Dana Pemondokan Dari Pemkab Intan Jaya Tidak Sesuai Kebutuhan & Kondisi Terkini
Mahasiswa asal kabupaten Intan Jaya yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Timur menolak dana bantuan pemondokan, dikarenakan dana bantuan dianggap mahasiswa tidak sesuai dengan kebutuhan dan harga kontrakan di Jawa Timur 3 tahun terakhir.
Sebanyak 58 mahasiswa asal Intan Jaya tersebut mengatakan bahwa dana pemondokan tersebut tidak merata karena setiap tahunnya mahasiswa yang menuntut ilmu di Jawa Timur bertambah, khususnya di Surabaya dan Malang yang naik 30% dibanding kota lainnya.
“Pemerintah harus tahu bahwa Jawa Timur itu besar, Jawa Timur punya 38 kabupaten dan kota, kami tersebar di beberapa kota diantaranya malang, Madura, Kediri, Sidoarjo dan Surabaya sebagai ibu kota, jadi pemerintah juga harus mengerti keadaan dan kondisi kami serta kondisi harga kontrakan di kota studi kami disini” kata Yance Sani selaku ketua mahasiswa Intan Jaya, di Malang, Sabtu (28/04/2018).
Ke 57 mahasiswa yang menolak itu terdiri dari 13 putri dan 18 putra kota study Malang, 7 putri dan 15 putra kota study Surabaya, 3 orang mahasiswa dari kota Madura, dan 1 orang dari Kediri
Bantuan dana pemondokan ini juga dianggap tidak sah, karena bantuan ini tidak berdasarkan data hasil survey lapangan di setiap kota studi, seharusnya bantuan diberikan setelah pemerintah mendatangi setiap kota studi untuk mendata jumlah mahasiswa serta harga kontrakan untuk ditetapkan menjadi bantuan.
Arman Sondegau yang juga ketua 2 untuk kota malang menambahkan bahwa 3 tahun adalah waktu yang cukup lama dan harusnya sudah dilakukan pendataan mahasiswa dan perkembanganya, pemerintah Intan Jaya seharusnya mendatangi setiap kota studi dalam memberikan bantuan kepada mahasiswa/ Intan Jaya guna mendata dan melihat kondisi khususnya di Provinsi Jawa Timur.
Terkait hal ini, mahasiswa Intan Jaya di Jawa Timur juga telah menggelar diskusi umum di kos-kosan mahasiswa atas nama Yulince Zonggonau.
Diskusi tersebut menghasilkan kesepakatan bersama bahwa bantuan pemkab Intan Jaya kepada mahasiswa ditolak dengan berbagai alasan utama yaitu :
-
Nominal dana pemondokan (kontrakan) yang telah di angarkan terhadap mahasiswa/I asal Intan Jaya sangat kurang dikarenakan harga kontrakan yang tiap tahun cenderung naik. khsusunya di kota Surabaya dan Malang harga kontrakan dengan dua kamar adalah yang paling murah, harganya mencapai Rp.20 sampai dengan 25 juta per tahun sedangkan paling mahal adalah 60 sampai dengan 70 juta per tahun dengan kurang lebih 4 sampai 6 kamar.
-
Hampir 3 tahun terakhir ini PEMDA Intan Jaya tidak pernah mendatangi mahasiswa/I di jawa timur untuk melakukan pengecekan serta pengambilan data mahasiswa yang kemudian harusnya menjadi bahan pertimbangan untuk memberikan bantuan dana pendidikan serta pemondokan yang selayaknya bagi mahasiswa/I Intan Jaya di Jawa Timur
-
Bantuan yang di berikan sangat tidak merata, bantuan yang di berikan kepada mahasiswa Jawa Timur dan yang lainnya sangat jauh berbeda.
-
mahasiswa Jawa Timur bertambah sepanjang 3 tahun belakangan ini, kurang lebih naik 30% . jumlah mahasiswa Jawa Timur telah mencapai 57 orang. Yang terdiri dari 13 putri dan 18 putra kota study Malang, 7 putri dan 15 putra kota study Surabaya, 3 orang mahasiswa dari kota Madura, 1 orang dari Kediri.
Mahasiswa Intan Jaya juga menyatakan bahwa mereka akan membuat aksi jika dalam beberapa minggu kedepan, tidak ada respon dari pemkab Intan Jaya.
[Nabire.Net/Riddick]
Tinggalkan Balasan