Kantor Bupati Intan Jaya Masih Dipalang Warga

Sampai saat ini, aktivitas pemerintahan di Kabupaten Intan Jaya masih lumpuh total. Sejumlah warga asli di Distrik Sugapa dikabarkan melakukan pemalangan terhadap kantor-kantor pemerintah, termasuk Kantor Bupati Intan Jaya.

Menurut sebuah sumber, selain memalang kantor Bupati Intan Jaya yang menjadi pusat aktivitas pemerintahaan, warga juga memalang beberapa kantor seperti kantor keuangan, kantor Bapeda, kantor Pariwisata, dan Kantor Pertambangan.

“Masyarakat palang pintu kantor Bupati dan beberapa kantor lainnya dengan kayu buah. Dengan cara kayu dipaku lapis pintu utama, siapapun tidak bisa masuk, termasuk pegawai negeri di lingkungan Pemkab Intan Jaya,” ujar sumber tersebut

Selain melakukan pemalangan terhadap perkantoran, jalan-jalan utama menuju pusat pemerintahan juga dipalang. Beberapa kendaraan roda dua maupun roda empat yang sedang mengerjakan proyek pembangunan kantor-kantor juga tidak bisa beroperasi.

“Jalan utama yang dipalang tepatnya di pertigaan SMA Negeri 1 Sugapa, dan jalan bagian bawah yang menghubungkan ke kantor-kantor pemerintahaan di Mamba,” kata sumber ini.

Dikatakan, alasan warga melakukan pemalangan karena menolak kebijakan Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni, yang tidak memilih kepala distrik Sugapa dari tempat mereka, namun dari luar tempat mereka.

“Mereka ingin kepala distrik harus orang Sondegau-Duwitau, kalau selain itu mereka tidak mau, makanya dorang masih terus palang,” ujar sumber ini.

Warga telah menemui Wakil Kabupaten Intan Jaya, Yan Kobogauw terkait permasalahan tersebut, namun wakil bupati tidak dapat mengambil kebijakan sendiri, karena harus menunggu Bupati yang sedang berpergian keluar kota.

Dikatakan, saat ini masyarakat Intan Jaya, termasuk pegawai negeri di lingkungan Pemkab Intan Jaya masih menunggu kehadiran Bupati, termasuk agar dapat mengambil sebuah kebijakan supaya aktivitas pemerintah dapat normal kembali.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Intan Jaya, Natalis Tabuni, yang dihubungi media melalui sambungan telepon selulernya tidak memberikan tanggapannya. Beberapa pesan singkat yang dikirim juga tidak dibalas.

Sekedar diketahui, aksi pemalangan yang dilakukan warga asli di Distrik Sugapa, telah berlangsung sejak tanggal 6 Maret 2013, artinya sudah hampir satu minggu aktivitas pemerintah di Intan Jaya lumpuh total.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *