Festival Makan Papeda Dalam Gerabah di Jayapura Tetap Dilaksanakan September Mendatang

(Festival Makan Papeda tahun 2019 di Jayapura)



Jayapura – Tahun 2020 ini adalah tahun ketiga pelaksanaan festival makan papeda. Salah satu dari keistimewaan festival ini adalah para pengunjung bisa menikmati papeda dalam wadah gerabah sepuasnya. Selesai makan papeda, gerabahnya bisa dibawa pulang oleh pengunjung.

Walaupun saat ini tengah dilanda Pandemi Covid-19, namun Ketua Kelompok Pengrajin Gerabah Titian Hidup, kampung Abar, Distrik Ebungfauw, kabupaten Jayapura, yang juga pencetus Festival tersebut, Naftali Felle, optimis festival akan tetap dilaksanakan September mendatang.

(Baca Juga : Naftali Felle, Pencetus Festival Makan Papeda Dalam Gerabah)

Sebagai persiapan acara tersebut, mama-mama pengrajin sudah mulai membuat gerabah sebagai wadah untuk makan papeda.

Selama ini, dalam menyelenggarakan festival, pengrajin gerabah selalu didukung oleh masyarakat Abar secara swadaya, jadi misalkan tidak ada bantuan dari pemerintah, masyarakat Abar sudah siap menyelenggarakannya.

“Gerabah bisa kami buat sendiri, bahan tanah liat banyak. Untuk membuat papeda, tinggal ambil sagu di hutan. Siput dan ikan sebagai lauknya tinggal ambil di Danau Sentani.” katanya.

Stand tempat acara berlangsung, akan dibuat dari bahan-bahan alami, yang semuanya berasal dari pohon sagu. Atap dibuat dari daun sagu dan dinding dari pelepah sagu.

Untuk memasak papedanya akan digunakan briket arang yang terbuat dari ampas batang sagu yang sudah diambil patinya.

(Penulis bersama Ketua Kelompok Pengrajin Gerabah Titian Hidup, kampung Abar, Distrik Ebungfauw, kabupaten Jayapura, Naftali Felle)

Dikatakan Naftali, pihaknya akan memikirkan penerapan protokol pencegahan Covid-19 sesuai pedoman New Normal yang dianjurkan pemerintah.

Selain itu gerabah hasil karya mama-mama pengrajin akan ditampilkan di depan rumah masing-masing, tidak berkumpul dalam satu tempat.

“Papeda dan gerabah sudah jadi identitas masyarakat Abar dan Sentani, jadi kami akan tetap menyelenggarakan festival ini sebagai bentuk pelestarian budaya yang diwariskan oleh nenek moyang,” pungkasnya.

[Nabire.Net/Hari Suroto]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *