Dinas Perhubungan Provinsi Papua Berjuang Buka Rute Penerbangan Internasioanal Di Bandara Frans Kaisiepo Biak

Dinas Perhubungan Provinsi Papua tengah berusaha membuka kembali rute penerbangan Internasional melalui Bandara Frans Kaisiepo, Kabupaten Biak. Rencana ini sedang dibicarakan dengan kepala cabang Angkasapura I setempat.
“Untuk mendukung rencana pembukaan kembali rute luar negeri, Dinas Perhubungan Provinsi Papua sudah melakukan pertemuan dengan Kepala Cabang PT Angkasapura I Cabang Biak belum lama ini. Selain itu, kami juga sudah melakukan pertemuan dengan Pemerintah Daerah Biak Numfor terkait dengan penyelesaian masalah lahan bandara,” kaya Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua, Yusuf Yambi Yabdi kepda wartawan, di Jayapura, Papua, Minggu (22/6).
Pada periode 1996-1998, Garuda Airways membuka rute Jakarta – Denpasar – Biak – Honolulu -Los Anggeles pulang pergi. Namun, rute penerbangan internasional yang melintasi Samudera Pasifik ini terhenti lantaran hantaman krisis ekonomi. “Sejak saat itu pula status operasional Biak sebagai bandara Internasional terhenti sampai sekarang,” tambahnya.
Diketahui, Bandara Biak memiliki satu keunikan karena dibangun diatas litologi batu gamping/batu karang sehingga amat kokoh dengan ukuran panjang landasan yang memungkinkan untuk didarati pesawat Boeing 747 seri 400 dan Airbus.
Selain itu, Bandara Biak juga termasuk dalam lima bandara dengan landasan pacu terpanjang di Indonesia, dimana Bandara Frans Kaisepo menduduki nomor empat dengan panjang landasan pacu 3.570 m, mengalahkan Bandara Hasanudin Makasar 3.100 m.
“Rencananya, rute yang sedang dijajaki saat ini adalah untuk pariwisata Biak – Thailand – Jepang – China dan Korea Selatan. Bisa juga Biak – Australia. Rute-rute inilah yang akan kami bahas dengan para operator. Karena ini pilihannya banyak jadi pasti ada operator, dulu kan cuma satu rute ke Honolulu – AS,” ujarnya.
Untuk operator sendiri, kata Yusuf, pihaknya sudah melakukan pembahasan dengan PT. Garuda Indonesia, Lion Air, Air Asia, dan tidak menutup kemungkinan jika ada penerbangan lain juga akan kita bahas bersama.
“Kita berharap dapat terjadi kesepakatan dengan sejumlah maskapai, sehingga penerbangan ke luar negeri dapat terwujud sesuai dengan visi dan misi bapak Gubernur. Yang jelas, jika ini terwujud, selain mendorong tumbuhnya pariwisata di Papua, juga dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Papua,” katanya.
Pada 23 Maret 1989, mantan Menteri Perhubungan Ir. Azwar Anas meresmikan Terminal International Frans Kaisiepo dan fasilitas radar. Selanjutnya dengan penerbangan perdana Garuda Indonesia dari Jakarta, Denpasar, Biak, Honolulu dan Hawaii.
Ketika itu, Azwar Anas berharap terminal Bandara Frans Kaisiepo bisa menjadi daya tarik pertama bagi wisatawan yang datang, dan hendaknya menjadi pesona menarik terakhir saat mereka meninggalkan daerah ini.
Sebelumnya juga penerbangan milik Papua New Guinea (PNG) Air Nugini pernah melakukan penerbangan seminggu sekali menyinggahi Bandara Sentani dari Port Moresby sekitar 1980 an. Pemerintah PNG telah menawarkan kembali penerbangan dari Port Moresby, Vanimo, Jayapura dan Denpasar kepada pemerintah Indonesia. Diharapkan akhir 2014, Air Nugini akan kembali mendarat di bandara Sentani dan selanjutnya ke Denpasar Bali.
(Tabloidjubi)
Post Views: 635
Tinggalkan Balasan