Terpapar Covid-19, Ini Kisah Kontributor Nabire.Net Selama Diisolasi di RSUD Abepura Hingga Sembuh

(Hari Suroto saat dijemput Tim Medis untuk menjalani isolasi di RSUD Abepura)

Jayapura, Menghadapi infeksi Covid-19 bisa jadi pengalaman yang berbeda bagi setiap orang. Seperti yang dikisahkan arkeolog dari Balai Arkeologi Papua, yang juga Dosen Uncen Jayapura, sekaligus kontributor Nabire.Net, Hari Suroto.

Kepada Nabire.Net, senin (15/02/21) Hari Suroto yang merupakan survivor Covid-19 mengisahkan pengalamannya bergelut dengan virus tersebut.

Hari yang sudah dinyatakan sembuh menceritakan awal mula gejala yang ia alami. Saat itu pada malam hari, ia merasa menggigil kedinginan, badannya gemetar.

“Besok paginya saya merasa badan saya lemas, demam dan sakit kepala, sehingga saya putuskan ijin tidak masuk kerja. Pada hari yang sama, saya coba memeriksakan diri di Klinik, dan hasil pemeriksaan menyatakan saya terkena malaria tropika,” tutur Hari.

Lanjutnya, ia disuntik dan diberikan obat serta disuruh beristirahat selama tiga hari oleh sang dokter. Setelah lewat 3 hari, ia memutuskan masuk kerja.

“Lalu ada kegiatan Swab Test PCR secara kolektif di Labkes Daerah Provinsi Papua. Saya dan teman-teman di kantor ikut Swab Test. Dua hari kemudian kok badan saya tiba-tiba lemas lagi, sakit kepala lagi, demam, batuk kering dan nyeri tenggorokan. Syaa juga tidak bisa mencium aroma dan indera perasa tidak berfungsi, diiringi sesak nafas,” tutur Hari.

Setelah kejadian itu, Hari langsung memeriksakan dirinya ke Klinik. Hasil pemeriksaan klinik menyatakan tidak ada malaria, namun untuk memastikan kondisi kesehatannya, Hari berkonsultasi dengan dokter.

“Setelah berkonsultasi, dokter menyarankan saya untuk melakukan rapid antigen, namun saya bilang saya masih menunggu hasil Swab Test PCR besok. Dan benar, hasil Swab Test PCR keesokan harinya memastikan saya positif Covid-19,” beber Hari Suroto.

Hari kemudian diisolasi di RSUD Abepura, dan menggunakan oksigen selama 3 hari pertama karena saturasi oksigennya rendah diiringi sesak nafas. Setelah oksigen dilepas, sesak nafas yang ia rasakan berkurang, dan saturasi oksigen sudah kembali normal.

“Selama seminggu saya diberi obat dan vitamin, setelah itu hanya suplemen dan vitamin yang diberikan. Setelah itu saya di swab, hasilnya masih positif. Empat hari kemudian saya di swab lagi, hasilnya masih positif. Empat hari kemudian saya diswab yang ketiga kalinya selama di rumah sakit, hasilnya negatif. Kemudian saya diperbolehkan pulang, dan oleh dokter disuruh isolasi mandiri di rumah dengan diberi vitamin,” imbuhnya.

Hari menceritakan, selama berada di ruang isolasi, ia selalu bertanya, mengapa ia bisa terkena Covid-19, padahal ia selalu patuh terhadap protokol kesehatan. Namun setelah ia telusuri kembali, ia terpapar selama perjalanan balik libur Natal dan Tahun Baru dari Gorontalo, transit Makassar dan selanjutnya ke Jayapura.

“Selama di ruang isolasi, selain obat dan vitamin yang diberikan oleh dokter, saya juga banyak mengkonsumsi buah-buahan terutama jeruk dan pisang kepok. Selain itu juga minum susu segar dalam kemasan, susu ini banyak dijual di toko dan supermarket. Saya juga minum air jahe hangat, di ruang isolasi saya membawa pemanas air. Oleh dokter saya diberikan obat semprot hidung untuk membersihkan saluran nafas, meringankan ketidaknyamanan pada hidung dan untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan. Obat semprot hidung ini mengandung 100% larutan air laut steril dan hipertonis, setara dengan 22g/L garam,” katanya.

Kepada warga masyarakat, Hari meminta untuk tidak menyepelekan Covid-19 dan menjaga kesehatan serta protokol pencegahan Covid seperti menggunakan masker, rajin cuci tangan, tidak berkerumun dan lain sebagainya.

Pasalnya selama dirawat, ada dua pasien lainnya yang juga dirawat bersamaan dengan dirinya yang meninggal dan dimakamkan dengan protokol kesehatan. Hal itu membekas di hati Hari.

“Selama di ruang isolasi, dalam waktu yang selisih satu hari terdapat dua pasien covid yang meninggal. Begitu saya keluar rumah sakit, dalam perjalanan ke rumah rasanya sakit hati banget, melihat orang-orang di jalan, mungkin belum sadar atau masih tidak percaya dengan covid, mereka tidak memakai masker,” pungkas Hari.

[Nabire.Net]


One Response to Terpapar Covid-19, Ini Kisah Kontributor Nabire.Net Selama Diisolasi di RSUD Abepura Hingga Sembuh

  1. Getruida Huwae, S.Pd berkata:

    Covid-19 memang nyata, itu bukanlah mimpi. Untuk itu tetap waspada, patuhi Protokoler Kesehatan, dan 3M.
    Banyak2lah mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan segar serta minum air hangat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *