“Pesta Demokrasi Versus Nilai Kemanusiaan”
Pesta demokrasi adalah pesta penyelenggaraan Pemilu baik Pilpres, Pilgub, Pilbup maupun Pileg. Sedangkan Nilai kemanusiaan adalah sesuatu yang telah ada dan sangat berharga dan sudah melekat pada diri manusia sejak manusia itu lahir. Lalu apa hubungannya antara pesta demokrasi dengan nilai kemanusiaan ?
Nilai kemanusiaan selalu hilang ketika pesta demokrasi muncul. Benarkah ? Mari kita berkaca dari dekat, sedikit lagi pesta demokrasi itu akan digelar.
Lalu manakah yang lebih penting, apakah nilai kemanusiaan atau jabatan kepemimpinan dalam sebuah pemerintahan, karena kedua hal tersebut merupakan bagian penting untuk direfleksikan oleh setiap calon pemimpin.
Pada saat musim pesta demokrasi, banyak manusia yang saling mengejek hingga orang lain dijadikan seperti binatang, ada juga yang mengatakan oranglain menggunakan bahasa kebun binatang. Selain itu segala bentuk bahasa penghinaan juga dituturkan entah sengaja atau bukan, ada yang saling kejar mengejar hingga dalam perlakuannya tidak sewajarnya sebagai manusia, ada yang saling hina menghina, ada yang saling teror meneror, ada yang saling mengintimidasi dengan tindakan dan gayanya mereka, ada yang saling palang memalang, ada yang bahkan berusaha menghilangkan nyawa lawan politiknya.
Sangat menyakitkan melihat sesama berjuang dengan cara menjatuhkan bahkan menghilangkan nyawa orang lain dengan unsur kesengajaan demi mendapatkan jabatan. Sementara tidak ada rasa saling menghargai sebagai sesama manusia yang punya hak dan martabat. Hak dan martabat manusia yang melekat kepada setiap pribadi ketika setiap manusia dilahirkan itu sudah dan telah melekat hingga tidak di ganggu-gugat oleh setiap manusia sampai akhir hayatnya juga kadang diabaikan. Nilai kemanusiaan itu diabaikan oleh para pelaku demokrasi yang ingin terus berjuang menjadi pemimpin dengan ambisius.
Dari semua gambaran itu, patut dipertanyakan dimanakah nilai demokrasi itu disembunyikan jika kepentingan jauh melebihi nilai demokrasi dan nilai kemanusiaan ? Bukankah tuntutan pesta demokrasi mengajarkan kepada setiap pemilih untuk langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil ?
Ingat bahwa banyak orang sudah dan sedang dikorbankan oleh ketidakadilan karena nilai demokrasi di negara demokrasi ini. Banyak orang menjadi batu sandungan ketika terjadi pemilihan. Banyak orang mengejar kepentingan mengatasnamakan masyarakat yang tidak berdaya. Begitu banyak orang berjanji palsu dengan patokan ia harus menjabat sebagai pemimpin.
Ketika terpilih apa yang terjadi ? Sudah bisa ditebak. Mereka yang punya hak memilih hanya menjadi korban ketidakberdayaan akibat janji manis politik. Pengaruh aktor politik kepada masyarakat terus saja bertambah mempengaruhi masyarakat supaya orang yang ia dukung itu yang dimenangkan. Persoalan begitu itu baik sebagai bagian dari politik dengan maksud mencari koneksi dan dukungan. Pertanyaanya, kalau mereka mendukung dan ia naik, apa yang ia lakukan kepada masyarakat demi kepentingan bersama itu yang patut dipikirkan. Sebab pembawaanmu kepada masyarakat menunjukkan harga dirimu kepada mereka. Jika orang itu tidak melakukan sesuai dengan yang dijanjikan maka janjinya akan terus diingat sampai ajal menjemput mereka dan hal itu akan selalu dipertanyakan, hingga nilai kehormatan kepada rakyat menurun.
Nilai kemanusian itu penting untuk saling menjaga dan melestarikan. Nilai kemanusiaan akan terus hidup bila tidak ada kepentingan yang terselubung dalam dunia kepentingan kepemimpinan. Menjadi pemimpin di negara demokrasi itu bisa dikategorikan pemimpin semu. Pemimpin yang hanya datang sebentar di masa kejayaan dan akan menghilang. Berjuang menjadi pemimpin yang handal dan berwibawah itu juga tugasnya yang menjabat, sehingga mempertahankannya kehormatan itu sampai turun dari jabatan itu perlu diperjuangkan.
Menanamkan benih kehidupan dalam kehormatan kepemimpinan tidak mudah, itu sesuatu yang sangat luar biasa masalah yang dihadapi. Target mempertahankan nama baik kepemimpinannya menjadi sesuatu yang sungguh dipertaruhkan dengan daya dan kemampuan yang ada. Ia mendapatkan nama baik dalam kepemimpinannya maka ia akan menjadi pemimpin seumur hidupnya di mata rakyat, alam dan dimata sang Pencipta.
Jadi apa yang dilakukan supaya nilai kemanusiaan itu tetap diperhatikan sementara perta demokraai itu berlangsung ? Yang patut di lakukan menurut saya itu adalah sebagai berikut :
1. Menyalurkan suara sesuai aspirasi yang punya hak suara dengan menghilangkan semua kepentingan.
2. Utamakan nilai demokrasi LUBER DAN JURDIL
3. Dalam kampaye tidak berlebihan diluar batas kemampuan kemanusiaan.
4. Hilangkan janji politik yang berlebihan jika batinmu tidak mengijinkan.
5. Penerapan politik toleransi, bukan politik militan yang segala tindakan semaunya untuk berjuang memenangkan jabatan pesta demokrasi.
*Penulis Emanuel Goo, Guru SMA YPPK Adhi Luhur Nabire
[Nabire.Net]
Tinggalkan Balasan