Nasib Anjing Papua di Daerah Konflik

(Anjing Nugini/Sumber Foto.New Guinea Wild High Dog Foundation)
Jayapura, Anjing Papua atau memiliki nama latin Canis dingo hallstromi, adalah jenis anjing paling primitif yang diperkirakan sudah ada di dataran tinggi Papua sejak ribuan tahun lalu.
Anjing yang juga disebut anjing bernyanyi Papua Nugini ini berasal dari jenis yang istimewa sama seperti nama latinnya.
(Baca Juga : Mengenal Spesies Anjing Purba Yang Ada Di Dataran Tinggi Papua)
Anjing ini dapat dijumpai di dataran tinggi Papua dengan ketinggian 3352 m dpl hingga 4267 m dpl, anjing ini hanya tersisa beberapa ekor saja dari jenis yang asli.
Konflik bersenjata antara KKB dengan TNI/Polri di kabupaten Intan Jaya dan Puncak, dikhawatirkan selain dapat berdampak serius bagi warga sipil, juga dapat menjadi ancaman bagi habitat anjing bernyanyi Papua ini.
Anjing ini dulu tersebar di seluruh pegunungan Papua hingga Papua Nugini. Saat ini, di Papua Nugini sudah punah, tinggal tersisa di pegunungan Papua saja.
Rimba Puncak dan Intan Jaya merupakan habitat alami anjing bernyanyi Papua. Dikhawatirkan sering terjadinya saling serang dan penembakan di Puncak dan Intan Jaya, ada peluru nyasar yang mengenai anjing bernyanyi ini, namun sampai saat ini belum ada laporan tentang itu. Kemungkinan, akibat habitat terganggu, anjing bernyanyi Papua ini berpindah ke area tambang Grasberg Freeport.
Anjing bernyanyi di pegunungan Papua memiliki ciri khas, anjing ini oleh beberapa ahli dianggap sebagai anjing paling primitif, yang menetap di pegunungan Papua sejak beberapa ribu tahun silam. Anjing bernyanyi Papua berasal dari jenis yang istimewa, Canis familiaris hallstromi.
Anjing ini masih kerabat dekat anjing dingo Australia. Anjing Canis familiaris hallstromi tidak menggonggong tetapi bernyanyi, atau lebih tepatnya melolong.
Hal ini terjadi saat bulan naik atau bulan purnama. Anjing-anjing di pegunungan Papua mengeluarkan suaranya yang begitu memelas tetapi juga mengerikan. Hal ini masih menjadi tanda tanya bagi para peneliti, mengapa demikian itu kelakuan anjing di pegunungan Papua ketika bulan naik.
Diperkirakan mungkin saja anjing-anjing tersebut tidak senang pada sinar bulan. Namun bisa juga adalah suara kegembiraan, hanya manusia saja yang terganggu mendengar suara-suara anjing tersebut. Kehadiran bulan di malam hari rupanya membuat suara rintihan anjing itu bersahut-sahutan atau seolah-olah estafet mengikuti arah pergerakan bulan dari timur ke barat.

(Anjing Papua Nugini yang ditemukan di dataran tinggi Papua/Sumber Foto.New Guinea Highland Wild Dog Foundation)
Di pegunungan Papua saat bulan purnama, suara anjing terdengar dari arah timur seturut arah naiknya bulan kemudian suara itupun bergeser ke barat seturut bergesernya arah bulan.
Hanya di daerah pegunungan Papua saja yang masih ditemukan anjing yang merupakan jenis mula-mula yang masuk ke Papua. Lain halnya dengan anjing-anjing di pantai Papua adalah kebanyakan ras campuran dengan jenis anjing dari Eropa dan Asia.
[Nabire.Net/Hari Suroto]
Tinggalkan Balasan