Menantang Resiko Besar Bahkan Dengan Nyawanya, Mereka Adalah Pejuang Bagi Rakyat Papua

(Dok. Pilot & Co-Pilot AMA yang jatuh)

Alam Papua memang terkenal sangat berat. Mereka para pilot berjuang untuk mengantarkan warga Papua dan juga kebutuhan bagi rakyat Papua. Seandainya jika bisa memilih, mereka akan memilih jalur-jalur penerbangan yang nyaman.

Pekerjaan Pilot, apalagi dengan jalur penerbangan di Papua,dengan kondisi alam yang sangat berat dan cuaca yang tak bisa diprediksi menjadi tantangan berat bagi para pilot baik pilot dari maskapai komersil maupun maskapai misionaris.

Seperti itulah yang dialami kedua pilot Pilatus milik Associated Mission Aviation (AMA), yang jatuh rabu siang kemarin (05/07) di dekat Wamena, Papua, bersama 3 orang penumpang, dan dinyatakan meninggal dunia.

(Baca Juga : Seluruh Kru & Penumpang Pesawat AMA Dipastikan Meninggal, Jenazah Sudah Dievakuasi Ke RSUD Wamena)

Almarhum Capten Pilot Wauter Mulder, pilot berkebangsaan Belanda domisili Spanyol, yang akrab bagi sebagian warga Nabire, dan almarhum Co Pilot Valens Ido Naibaho, pilot asal Sumatera Utara, serta pilot-pilot lainnya di Papua,  adalah para pejuang yang selalu berjuang untuk membuka isolasi daerah dan mengantar kebutuhan bagi rakyat Papua.

Kondisi geografis di Pegunungan Papua yang berbukit bukit, ditambah cuaca yang tak menentu, menuntut kepiawaian sang pilot tentunya. Mata mereka harus seperti elang.

Kecanggihan teknologi radar tak berlaku bagi penerbangan di jalur intrapapua. Tanpa bisa melihat secara visual, mustahil penerbangan dapat terus dilanjutkan.

Seperti itulah yang dikatakan Pilot Wibowo Basuki yang pernah bertugas selama 6 tahun di Papua, seperti dikutip dari Detikcom.

“Setiap kali terbang, kalau tidak visual tidak dilanjutkan, terbang di Papua tak bisa hanya bermodalkan radar”. ujar Pilot Wibowo Basuki.

Wibowo melanjutkan, untuk melewati daerah perbukitan Papua, seorang pilot harus bisa mengetahui secara pasti setiap celah yang dimiliki. Jika tidak alamat bahaya mengancam.

Dirinya pun pernah mengalami situasi cuaca yang buruk saat penerbangan sehingga terpaksa harus kembali lagi. Inilah yang membuat banyak penerbangan di Papua sering dibatalkan, apalagi diatas jam 12 siang.

Selain menantang resiko terbang, para pilot juga disibukkan dengan harus menimbang dan mengatur barang bawaan penumpang, tanpa bantuan pramugari dan terkadang tak ada petugas yang membantu.

Pekerjaan mereka sangat beresiko bahkan harus mengorbankan nyawa mereka sendiri seperti yang dialami Wauter Mulder dan Valens Naibaho, serta pilot-pilot lain khususnya pesawat-pesawat kecil di Papua.

Angkat topi untuk para pilot pejuang di papua, harus kita akui mereka adalah salah satu pahlawan bagi rakyat Papua, dan pahlawan bagi pembangunan di Papua.

Selamat jalan Wouter Mulder dan Valens Naibaho.

[Nabire.Net]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *