Kenali Navigasi Laut Nelayan Tradisional di Pesisir Utara Papua

(Nelayan sedang berlayar)
Jayapura – Warga Papua khususnya di bagian pesisir memiliki mata pencaharian menjadi nelayan. Hal itu sudah dilakukan turun temurun sejak dahulu. Ketika melaut, tentu nelayan harus mengetahui posisi dan arah pelayaran mereka (navigasi). Di Papua, nelayan memanfaatkan pengetahuan mereka untuk mengetahui arah pelayaran mereka.
Pengetahuan ini berupa navigasi laut secara tradisional oleh masyarakat pesisir utara Papua bersumber pada pengalaman, tradisi turun temurun, insting, dan daya tanggap mereka terhadap alam sekitar.
Masyarakat pesisir utara Papua mengenal baik ilmu perbintangan, meskipun dengan cara yang sederhana. Mereka mengenal dan memahami setiap perubahan alam dan meramal dengan tepat apa yang akan terjadi.
Pengetahuan yang mereka peroleh dari pergaulan alam sekitar itu, akhirnya diwariskan kepada generasi selanjutnya, sehingga merupakan suatu pengetahuan tradisional turun temurun di kalangan masyarakat pesisir utara Papua.
Kedekatan masyarakat pesisir utara Papua dengan laut dan pesisir memungkinkan mereka memiliki berbagai pengetahuan lokal tentang gejala-gejala alam.
Perairan terumbu karang dikenal dari gejala-gejala seperti, permukaan laut sekitar cukup tenang, arus kurang kencang, banyak buih atau busa putih dan bau anyir, dan ketika dayung perahu berdesir saat berperahu. Gugusan karang dapat dikenal dari kilauan cahaya bulan pada malam hari.
Untuk mengetahui posisi perahu di lautan, terutama pada saat cuaca sedang tidak menentu, pada umumnya para pelaut menggunakan bantuan benda tanda daratan, bintang-bintang, burung-burung, ombak, arus dan pengenalan terhadap awan dan benda alam lainnya.
1.Menggunakan Bantuan Bintang- Bintang
Pada malam hari, masyarakat pesisir utara Papua menggunakan bintang-bintang sebagai alat untuk mengetahui mata angin dan sekaligus sebagai alat untuk mengontrol arah haluan. Adapun jenis bintang yang digunakan:
a.Bintang pari yang selalu berada di selatan
b.Bintang biduk yang selalu berada di utara
c.Bintang tiga yang selalu terbit di sebelah tenggara
d.Bintang tujuh yang selalu terbit di sebelah timur
e.Bintang venus/ kejora
2.Menggunakan Bantuan Burung-Burung
Jenis burung yang sering digunakan yaitu burung selalu bertengger di atas pohon di daratan pada malam hari dan akan mencari makanan di laut pada siang hari. Jika nelayan melihat burung ini sedang mencari makanan maka saat itu angin bertiup ialah angin tenggara . Maka posisi daratan pada saat itu sudah dapat ditentukan yaitu berada di barat laut dan paling tidak berada di sebelah barat. Peralihan pasang surut alir laut pada siang hari, ketika burung elang turun mendekati permukaan air laut pertanda air mulai surut.
3. Menggunakan Bantuan Kilat
Kilat digunakan untuk mengetahui posisi daratan. Para nelayan mengenal kilat daratan yaitu sejenis kilat yang tampak dari laut bergerak lebih cepat dibandingkan dengan kilat, sebagai pertanda akan ada hujan atau angin kencang. Selain sebagai tanda pengenal tentang posisi dan arah daratan yang dekat, kilat juga dijadikan sebagai petunjuk datangnya angin topan.
4. Menggunakan Bantuan Rumput Laut
Rumput laut memiliki bentuk memanjang dan kadang membentuk garis yang memanjang. Apabila rumput laut tersebut tampak dari perahu mereka berarti letak daratan sudah dekat.
5. Menggunakan Bantuan Gelombang Darat
Menurut masyarakat pesisir utara Papua, gelombang yang menghempas ke pantai akan terpantul kembali kelautan dan sampai bermil- mil jauhnya dari pantai getarannya masih akan terasa.Pelaut yang mahir akan menggunakan riak-riak dan getaran arus yang berasal dari pantulan ombak sebagai tanda bahwa daratan atau batu karang dekat dengan posisi perahu mereka.
6.Menggunakan Insting
Dengan mengukurkan sepotong kayu ke dalam laut atau dengan mencelupkan tangan ke dalam laut, para masyarakat pesisir utara Papua akan mengetahui berbagai hal yang akan terjadi . Mereka mengetahui gerak arus yang sedang menderas atau bentuk-benmtuk gelombang yang akan mengamuk.
7. Menggunakan Bantuan Awan
Dengan melihat awan yang keputih-putihan maka itu berarti daratan sudah dekat dengan posisi perahu mereka.
[Nabire.Net/Hari Suroto]
Tinggalkan Balasan