Jadi Korban Banjir Sorong, Mahasiswa Dogiyai dan Deiyai Minta Pemkab Kirim Bantuan

(Mahasiswa Dogiyai kota studi Sorong yang terdampak bencana banjir)

Sorong – Hujan deras yang melanda kota Sorong kamis malam (16/07) menyebabkan sejumlah wilayah dikepung Banjir setinggi pinggang orang dewasa dan longsor.

Dilansir dari kantor berita Antara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sorong, Provinsi Papua Barat menyatakan bahwa korban meninggal dunia akibat longsor dan banjir di daerah ini sebanyak empat orang.



Kepala BPBD Kota Sorong Herlin Sasabone mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima dari tim lapangan bahwa korban yang pertama dilaporkan meninggal dunia ada tiga orang, yakni Afandi Hataul dan Faris akibat longsor serta Isak Ananias akibat terkena sengatan listrik kamis malam (16/07) sekitar pukul 21.00 WIT.

Sementara warga lain atas nama Jafar Kalbarin dilaporkan meninggal dunia tertimbun longsor sekitar pukul 22.00 WIT, sehingga jumlah korban meninggal menjadi empat orang.

Menurut dia, empat korban meninggal dunia akibat longsor dan banjir semuanya berlokasi di Klademak II dan Klademak III Kota Sorong.

Sementara korban luka-luka masih terus didata berikut jumlah pemukiman warga yang terendam banjir.

Sementara itu, akibat banjir di Sorong, kontrakan mahasiswa asal Dogiyai dan Deiyai di KM 8 kota Sorong, juga ikut terendam banjir.

Hal itu dibenarkan Ferdinand Tebai selaku Ketua Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Dogiyai (IPMADO) kota studi Sorong.

Dikatakan Ferdinand, air naik dan menggenangi kontrakan mahasiswa Dogiyai. Akibatnya mahasiswa tidak bisa beraktivitas seperti biasa dan hanya bisa waspada jika terjadi banjir lagi.

Ferdinand berharap pemkab Dogiyai maupun Deiyai agar bisa segera mengirimkan bantuna kepada mahasiswa yang menjadi korban banjir di Sorong.

Selain itu, Ferdinand juga meminta pemerintah untuk mengakomodir asrama permanen bagi mahasiswa yang bebas banjir sehingga mahasiswa bisa belajar dengan tenang.

“Kalau kota studi lain ada perhatian untuk mahasiswanya, maka kami berharap agar kota Sorong juga mendapatkan perhatian yang sama dari pemerintah kabupaten Dogiyai maupun Deiyai,” tutup Ferdinand.

[Nabire.Net/Elias Dogomo]


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *