Ini Pandangan Tokoh Agama Katolik di Nabire Terkait Maraknya Perjudian

Tokoh Agama Katolik di Nabire

(Ini Pandangan Tokoh Agama Katolik di Nabire Terkait Maraknya Perjudian)

Nabire, Perjudian yang semakin merajalela di Nabire dan sulit diberantas bertahun-tahun, mendapat tanggapan dari sejumlah Tokoh Agama Kristen dan Katolik di kabupaten Nabire.

Secara keseluruhan, para Tokoh Agama tersebut menentang perjudian di Nabire dan berharap agar masyarakat sadar akan larangan perjudian dalam agama.

(Baca Juga : Wow Judi Semakin Merajalela di Nabire Papua. Ini Bukti Videonya)

Pandangan Tokoh Agama Katolik Nabire, Petrus Tekege

Perjudian banyak bentuknya, seperti Togel, Roulette, sabung ayam, game ludo, miras, dan lainnya termasuk korupsi adalah bentuk judi.

(Baca Juga : Yuk Pantau Tempat Perjudian di Oyehe, Siriwini Pantai & Pasar Karang Nabire Papua)

Semua bentuk judi ini tentu dilarang semua agama. Kenapa demikian karena hasil yang didapat baik yang menang maupun yang kalah sama-sama bukan buah hasil gerak tangan olah tanah ( hasil kebun), hasil kerja di kantor sesuai perjanjian kerja (baik pns maupun non pns), bukan karena hasil olah otak atau tangan melainkan hasil melawan kehendak Allah bahwa perjudian adalah tindakan dosa.

Karena itu agama nasrani khususnya dan agama umumnya melarang untuk memberikan makan untuk anak-anak, atau digunakan kebutuhan rumah tangga. Agama mengharamkan hasil judi dipakai di rumah.

Judi pasti menciptakan berbagai hal negatif diantaranya :

1. Masalah ( pribadi= moral rusak, keluarga= pertengkaran dan keabrukan hidup yg mengarah kepada kehidupan miskin, masa depan anak-anak kurang jelas. Menang atau kalah sama-sama berposisi sama yaitu hidup ketergantungan pada judi dan lupa kebun, tanah dijual, tanah menjadi hutan, tanah dijual untuk judi termasuk untuk mabuk dll.

Ini semuanya karena hidup tergantung pada kehidupan haram bukan pada Tuhan yang memberikan nafas, akal dan pikiran untuk berusaha mencari pekerjaan yang tidak bertentangan dengan agama.

Di lingkungan Gereja katolik dikenal istilah pemimpin berkatakese. Berkatakese maksudnya melakukaan pewartaan. Mewartakan, mengumumkan hal-hal gerejani yang harus diikuti dan disesuaikan oleh umat seperti mensosialisasikan dampak miras, togel, roulette, kartu joker, dll, pada saat-saat tertentu atau bahkan rutin disampaikan. Termasuk mengingatkan dan melarang hasil judi diberikan kepada gereja dalam bentuk apapun.

Saran dan Solusi

1.Kepada Pemerintah Daerah

  • Menutup lokasi perjudian

  • Menciptakan lapangan pekerjaan baru dan merekut para pengangguran khususnya para pemain judi yang kebanyakan dari mereka adalah OAP

  • Lobi peningkatan kuota PNS di kabupaten Nabire dan tanah Papua

  • Peningkatan kesejahteraan TNI-Polri

2.Kepada Aparat Keamanan

Siapapun diri kita pasti tidak bisa luput dari yang namanya mencari rejeki lebih, tetapi tidak dengan cara menjadi pemain, pengawal dan pengayom tempat-tempat judi, karena judi sudah pasti haram dan melawan kehendak Tuhan.

Kita semua tidak menjadikan judi sebagai Tuhan tetapi mestinya kita harus sadar kalau judi itu penghancur nilai-nilai kemanusiaan ciptaan Tuhan, seperti etika, moral dan agama. Bila itu ada dalam benak pikir kita maka kita melawan kehendak Tuhan.

Aparat keamanan harus membantu pemerintah daerah dalam memberantas semua bentuk judi, termasuk juga miras dan korupsi di Nabire.

3.Kepada Umat Tuhan

a. Kita sadar saat ini terasa susah mencari uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari akibat banyak hal, salah satunya adalah Covid 19. Karena itu ada pihak tertentu mencari kesempatan usaha haram ini tanpa disadari masyarakat menjadi korbannya.
b. Dengan judi masyarakat menjadi semakin ketergantungan dan lupa kebun, lupa anak-istri apalagi gereja.

[Nabire.Net]


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *