Tim Investigasi Penembakan Sorong Belum Olah TKP Dikarenakan Penolakan Massa

Dalam rangka penyelidikan terhadap adanya penyerangan oleh ratusan massa terhadap patroli gabungan TNI-Polri pada Selasa (1/5) dini  hari yang mengakibatkan satu anggota TNI atas nama Pelda Sultoni mengalami luka serius di bagian kepala dan beberapa unit kendaraan mengalami kerusakan ketika upacara peringatan penyerahan kembali Papua  ke pangkuan NKRI di Sorong pada  Kamis (2/5),  Wakapolda Papua Brigjen (Pol) Drs. Paulus Waterpauw memimpin langsung investigasi yang didampingi  Wakil  Direktur  Reskrim Umum Polda Papua  AKBP  Parlindungan Silitonga dan .Kabid Propam Polda Papua Kombes Pol Usman Heri Purnomo, SH.

Kabid Humas Polda Papua Kombes (Pol) I Gede Sumerta Jaya, SIK  menjelaskan dikirimnya Wakapolda ke Kabupaten  Sorong untuk melakukan investigasi guna mencari tahu permasalahan yang terjadi.
Lebih lanjut dijelaskan, sampai saat ini Tim Investigasi belum bisa melakukan olah TKP dikarenakan adanya penolakan dari kelompok massa untuk melakukan penyelidikan.

Saat ditanya tentang informasi ada korban dari pihak massa yang melakukan penyerangan, dia menjelaskan, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan resmi tentang adanya korban.

Untuk itulah, kata dia, Kapolda memerintahkan Tim investigasi yang dipimpin oleh Wakapolda yang didampingi Wakil  Direktur  Reskrim Umum dan Kabid Propam Polda Papua untuk memimpin investigasi untuk mencari tahu tentang kebenaran informasi tersebut.

Namun, informasi yang saya terima, sampai saat ini Tim Investigasi belum bisa melakukan olah TKP karena ada penolakan dari kelompok massa. :”Kita tidak tahu apa alasan penolakan tersebut. Padahal Tim investigasi tersebut dikirim untuk membuat permasalahan jadi terang,” tukasnya.

Dia menjelaskan, awal mula kejadian berawal ketika Patroli gabungan TNI-Polri sedang melakukan patroli untuk mengetahui situasi dan kondisi wilayah, dan tiba-tiba patroli gabungan tersebut yang dipimpin Wakapolres Sorong dicegat oleh ratusan massa dan secara tiba-tiba menyerang dengan menggunakan berbagai macam senjata tajam, panah, parang dan ketepel sehingga pasukan patroli mundur.

Namun demikian, tandanya, massa bukannya berhenti melakukan serangan bahkan dengan beringasnya mengejar dan masih menyerang dari berbagai arah dengan menggunakan berbagai senjata tajam yang mengakibatkan satu anggota TNI mengalami luka serius di bagian kepala dan beberapa unit kendaraan mengalami kerusakan. Karena situasi saat itu gelap dan keadaan sangat membahayakan, maka untuk pembelaan diri aparat mengeluarkan tembakan peringatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *