Terkait Tewasnya Seorang Tukang Ojek, Warga Melakukan Penyerangan Dan Palang Jalan Di Sanggeng

Sejumlah orang melakukan penyerangan rumah di kompleks Sanggeng di Jalan Pah­lawan, depan GOR, Rabu (21/8) pe­tang mengakibatkan warga sekitar ketakutan dan buru-buru menutup rumah mereka. Dari hasil pantauan. pasca  kejadian warga sekitar mela­kukan pemalangan di salah satu jalur Jalan Pahlawan di depan GOR. Tampak batu berserakan, terlihat pula sejumlah warga berjaga-jaga. Jajaran Polres Manokwari belum berhasil dikonfirmasi soal kejadian ini.

Kasat Reskrim yang coba dihubungi lewat handphonenya tak menjawab panggilan, demikian pula ketika di sms tak membalas. Namun diduga kuat, peristiwa penyerangan ini terkait erat dengan kasus pemukulan yang terjadi di Sanggeng pada Rabu (21/8) siang sekitar pukul 10.30 Wit. Warga yang tidak puas atas pengusutan kasus kematian Akom Rumayom (tukang ojek) pada 28 Juli 2013 lalu, diduga melakukan pemukulan terhadap seseorang.

Sebelumnya, pukul 11.00 WIT, di Jalan Karya Abri Sanggeng terjadi aksi pemalangan jalan yang dilakukan warga yang menuntut pengusutan kasus pembunuhan Akom Rumayom (32) yang ditemukan tewas di Maruni. Yohanes Rumayom, paman Akom Rumayom, mempertanyakan berlarut-larutnya pengusutan kasus pembunuhan ini. Pihak kelurga menilai kepolisian lambat dalam bekerja untuk mengungkap kasus tersebut. Pihak keluarga korban kata Yohanaes Rumayom, sudah membuat tim dan hasilnya,mereka mencuriga Akom dibunuh oleh pelaku yang sudah meninggalkan Manokwari sejak  2 minggu lalu. Akom Rumayom juga bekerja di bengkel dimana pelaku dan pemilik bengkel tersebut (diduga) terlibat dalam kasus penjualan BBM Ilegal.

Dikatakan, sebelumnya pada pukul 10.30 WIT, ada anggota Reserse Polres Manokwari mendatangi keluarga korban dan mengatakan bahwa sudah berkoordinasi dengan pelaku agar pelaku tidak melarikan diri, namun masyarakat kecewa karena pihak kepolisian terlambat dalam penangkapan pelaku sehingga keluarga korban melakukan pemukulan terhadap oknum anggota tersebut.

Palang akan dibuka jika Kapolda turun langsung menuju ke daerah pemalangan. Sekitar pukul 14.35 WIT pihak keluarga korban melaksanakan pertemuan dikediaman Yohanes Rumayom dengan pihak kepolisian untuk membahas kasus pembunuhan. Pertemuan dihadiri Kapolsek Kota Sanggeng Kab. Manokwari,Kompol Mathias Yosias Kray, Pdt. Zakarias Kafiar (Ketua BKAG Kab. Manokwari), Petrus Makbon (Kepala Suku Biak Wilayah Manokwari), Yohanes Rumayom (Paman dari Akom Rumayom), Pdt. Marthen Wanma. Dalam pertemuan ini, Yohanes Rumayom menyampaikan,bahwa proses yang dilakukan pihak kepolisian terhadap kasus pembunuhan anggota keluarga terkesan sangat lambat dan ditutup-tutupi. Kami meminta kepada pihak kepolisian agar segera menangkap pelaku pembunuhan Akom Rumayom,” tegasnya.

Kapolsekta Manokwari menghimbau kepada warga agar menahan diri dan tidak melakukan tindakan tambahan yang dapat mengganggu ketertiban umum. Ia menilai telah terjadi miskomunikasi antara pihak kepolisian dengan pihak keluarga tentang proses pengusutan kasus pembunuhan Akom Rumayom. Terkait tuduhan terhadap pihak keluarga korban bahwa seorang oknum polisi ikut terlibat dalam pembunuhan Akom Rumayom, Kapolsek meminta pihak keluarga untuk memberikan bukti-bukti atas tuduhan tersebut. “Apabila tuduhan tersebut terbukti maka pihak kepolisian akan siap memproses anggota tersebut dan kami tidak menginginkan adanya main hakim sendiri seperti yang baru saja terjadi,” tegasnya.

Sementara itu, seorang anggota Buser Polres Manokwari dianiaya oleh keluarga korban kasus pembunuhan. Akibatnya, ia mengalami luka serius di wajah. Kejadiannya, Rabu (21/8) sekira pukul 10.30 WIT di Jalan Serayu, Sanggeng, Distrik Manokwari Barat. Data yang dihimpun Koran ini, anggota Buser tersebut datang ke rumah keluarga korban untuk mencari informasi terkait pembunuhan. Namun, setibanya di rumah keluarga korban, ia dipukul hingga mengalami luka pada bagian wajah. Beruntung korban bisa selamat dan langsung menuju Mapolres.
Pasca pemukulan tersebut, beberapa warga langsung memblokade jalan Serayu, Sanggeng dengan menggunakan batu besar. Sementara Jalan Pahlawan juga diblokade dengan menggunakan batang kayu. Akibatnya, kendaraan tidak melintas. Beberapa orang warga pun sempat berusaha untuk memblokade jalan utama di depan Bank Papua dengan cara membuang sampah-sampah ke tengah jalan. Namun, anggota polisi langsung menggagalkan dan membersihkan sampah-sampah tersebut.

Warga sekitar yang mendengar kasus pemukulan tersebut langsung ke luar rumah berlarian menuju perempatan jalan Serayu, Sanggeng, sehingga suasana menjadi ramai. Tiga sekolah dasar di sekitar lokasi kejadian pun panik dan memulangkan murid-muridnya lebih awal. Tidak lama kemudian, anggota kepolisian dengan menggunakan mobil patroli tiba di lokasi kejadian dan berusaha menenangkan warga, sehingga warga yang sempat berkumpul di tengah jalan, perlahan membubarkan diri, namun blokade jalan belum dibuka. Buntut kasus pemukulan tersebut, keluarga korban pemukulan yang ada Kampung Maripi, Distrik Manokwari Selatan, sekira pukul 15.00 WIT memblokade jalan me­ngakibatkan kendaraan yang hendak pergi ke Distrik Warmare dan sebaliknya, tidak bisa melintas.

(Sumber : RadarSorong.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *