Siapakah Rombongan Warga Yang Datang Ke Nabire Dengan Pesawat Di Tengah Kebijakan Penutupan Transportasi ?

(Siapakah Rombongan Warga Yang Datang Ke Nabire Dengan Pesawat Di Tengah Kebijakan Penutupan Transportasi/Foto.Anonim)
Nabire – Semenjak tangal 20 April 2020, pemerintah kabupaten Nabire telah meningkatkan status bencana non alam dari siaga darurat pengendalian Covid 19 menjadi tanggap darurat Covid-19.
Kebijakan tersebut diikuti surat himbauan Bupati Nabire kepada warga masyarakat, yang salah satu poin pentingnya yaitu penutupan akses transportasi baik melalui udara, laut maupun darat, terkecuali untuk distribusi logistik.
(Baca Juga : Wajib Dibaca Himbauan Resmi Bupati Nabire Terkait Status Tanggap Darurat Covid-19)
Kebijakan ini semakin diperkuat dan diperluas melalui lahirnya kesepakatan bersama Asosiasi Bupati Wilayah Meepago, tanggal 16 April 2020. Lagi-lagi dalam kesepakatan tersebut, ditegaskan semua pintu masuk darat, laut dan udara di seluruh kabupaten di wilayah Meepago, dibatasi.
(Baca Juga : 5 Bupati di Meepago Sepakati Sejumlah Kebijakan Terkait Pencegahan & Penanganan Covid-19)
Dan beberapa hari lalu, para Bupati di wilayah Meepago, yang diketuai oleh Bupati Nabire, Isaias Douw, kembali memperpanjang penutupan akses transportasi hingga 25 Juni 2020.
(Baca Juga : Asosiasi Bupati Wilayah Meepago Sepakat Perpanjang Penutupan Transportasi Hingga 25 Juni 2020)
“Memperpanjang penutupan Bandar Udara, Pelabuhan Laut dan Jalan Darat selama 14 hari ke depan terhitung tanggal 11 Juni 2020 sampai 25 Juni 2020”, demikian poin pertama yang tertulis dalam kesepakatan bersama Asosiasi Bupati Wilayah Meepago.
Namun kenyataan yang terjadi justru berbeda dengan aturan yang telah disepakati tersebut. Dua hari sebelum penutupan akses transportasi di wilayah Meepago diperpanjang (09/06), warga Nabire dihebohkan dengan kedatangan serombongan orang menggunakan atribut lengkap APD berwarna hijau.
Tidak jelas rombongan tersebut berasal darimana, namun selentingan kabar yang didengar Nabire.Net, pesawat tersebut membawa warga Nabire dari Ibukota Negara Republik Indonesia, Jakarta.
Tak perlu ditanya, Jakarta adalah salah satu wilayah di tanah air dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi dan merupakan zona merah pandemi Covid-19.
Kedatangan puluhan warga ke Nabire menggunakan pesawat dari Jakarta tersebut tentu membuat setiap orang bertanya-tanya dan heran. Disaat ada peraturan penutupan/pembatasan akses transportasi, ada warga yang bisa menembus kebijakan tersebut.
Tidak diketahui hingga saat ini siapa-siapa saja warga yang datang dengan pesawat tersebut. Apa profesi dan status mereka sehingga mereka bisa dengan mudahnya menembus kebijakan pembatasan transportasi yang dibuat oleh lima pimpinan daerah yang berada di kawasan tengah Papua (Nabire, Dogiyai, Deiyai, Paniai, Intan Jaya).
Lalu bagaimana nasib warga lainnya yang tidak bisa masuk maupun keluar dari Nabire akibat terbentur kebijakan pembatasan transportasi tersebut ?
Novrianti, seorang gadis lajang asal Sulawesi yang belum lama ini bekerja di Nabire bercerita tentang persoalan yang ia alami. Sebelum lebaran ia masih bekerja di salah satu Apotek di Nabire. Namun kontraknya harus berakhir.
Saat akan kembali ke daerahnya, ia tak pernah menyangka bakal terisolasi hingga saat ini di Nabire karena adanya kebijakan pembatasan tersebut.
Kepada Nabire.Net ia mengaku kebingungan bagaimana mencukupi kebutuhan hidupnya, baik makan, tempat tinggal (kost), dengan kondisi keuangannya yang semakin menipis dan tidak memiliki keluarga di Nabire.
Jika Novrianti tidak bisa kembali ke kampung halamannya di Sulawesi, berbeda dengan Nanang Purwi yang tak bisa pulang ke Nabire, karena pembatasan transportasi baik di Nabire maupun tempat ia saat ini berada, Wamena.
Kabar baik bagi Nanang, pemkab Jayawijaya akan memberi kelonggaran transportasi bagi warga mulai 22 Juni 2020. Namun Nanang sendiri masih bingung, karena walaupun transportasi di Wamena sudah dibuka, belum tentu hal yang sama berlaku di Nabire.
Kedatangan sejumlah orang dengan pesawat pada tanggal 9 Juni lalu tentu menjadi kecemburuan bagi warga lainnya yang terdampak pembatasan akses transportasi di Nabire. Ketika mereka sedang bingung dengan keadaan mereka saat ini, ada beberapa orang yang bisa leluasa masuk ke Nabire.
Oleh karena itu, pemerintah kabupaten Nabire perlu menjelaskan secara terbuka kepada warga Nabire, siapakah rombongan warga yang tiba di Nabire 9 Juni lalu dengan pesawat. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak menimbulkan kecurigaan warga bahwa kebijakan pemerintah hanya berlaku untuk kalangan tertentu saja tetapi tidak untuk rakyat kecil.
[Nabire.Net]
Siapalah gerangan rombongan itu, hayooo