Pulau Gag Raja Ampat: Surga Eksotis yang Menyimpan Harta Karun Nikel dan Ancaman Lingkungan

(Pulau Gag Raja Ampat: Surga Eksotis yang Menyimpan Harta Karun Nikel dan Ancaman Lingkungan/dok.Indonesiajuara.id)

Raja Ampat, 18 Juni 2025 – Pulau Gag, permata tersembunyi di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, menyimpan kekayaan alam luar biasa. Dikenal akan pesona lautnya yang jernih serta potensi tambang nikel yang melimpah, pulau ini menjadi berkah sekaligus tantangan dalam upaya pelestarian lingkungan.

Asal-Usul Nama dan Topografi Pulau Gag

Pulau Gag mendapatkan namanya dari hewan laut bernilai ekonomi tinggi, yaitu teripang yang disebut “gag” oleh leluhur pertama yang menginjakkan kaki di pulau ini. Pulau seluas 6.500 hektar ini memiliki topografi berbukit, dengan puncak tertinggi di Gunung Susu setinggi 350 meter di atas permukaan laut.

Mata Pencaharian Warga dan Kekayaan Laut

Mayoritas warga Pulau Gag bermata pencaharian sebagai nelayan, pekebun, penokok sagu, pembuat kopra, dan pedagang. Perairan sekitar pulau kaya akan hasil laut seperti tuna, kembung, bobara, hiu, lobster, dan teripang yang dijual ke pengepul di Sorong. Warga juga berkebun di lembah subur dengan hasil seperti kangkung, terong, ubi, pinang, dan cabai.

Akses Transportasi dan Pelabuhan Strategis

Pulau Gag hanya dapat diakses melalui jalur laut. Tersedia pelabuhan yang menghubungkan Pulau Gag dengan Pulau Gebe, Patani, dan Sorong. Kapal KMP Arar beroperasi seminggu sekali, sementara KM Sabuk Nusantara 62 melayani rute sebulan sekali. Pulau ini juga memiliki landasan udara yang dibangun tahun 1996 oleh PT Asia Pacific Nickel, kini kadang digunakan oleh pesawat perintis atau helikopter.

Potensi Nikel dan Jejak Eksplorasi Tambang

Pulau Gag memiliki cadangan nikel laterit yang terbentuk dari pelapukan batuan ultramafik. Eksplorasi nikel dimulai sejak era Belanda pada 1920-an dan terus berlanjut dengan berbagai pergantian pemegang izin tambang. PT Gag Nikel, anak usaha PT Antam, saat ini mengelola eksplorasi dengan luas areal sekitar 9.500 hektar. Cadangan nikel diketahui mencapai lebih dari 171 juta wmt.

Kondisi Geologi dan Bahaya Lingkungan

Secara geologis, Pulau Gag terbentuk dari proses tektonik jutaan tahun lalu. Struktur batuan terbagi menjadi batuan ultrabasa di selatan, andesit di utara, dan alluvium di pantai. Potensi tambang berupa nikel, besi, krom, kobalt, dan mangan menjadikan pulau ini kaya sumber daya, namun juga rentan terhadap kerusakan.

Penambangan terbuka (open mining) berisiko merusak lanskap alam dan mencemari perairan akibat limbah logam berat. Padahal, ekosistem laut dan darat Pulau Gag sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat serta keanekaragaman hayati Raja Ampat.

Kesimpulan

Pulau Gag merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki peran penting dalam perekonomian lokal serta cadangan nikel nasional. Namun, upaya eksploitasi sumber daya ini harus diimbangi dengan kebijakan lingkungan yang berkelanjutan agar keindahan alam Raja Ampat tidak hilang oleh aktivitas tambang yang merusak.

Hari Suroto
Peneliti Pusat Riset Arkeologi Lingkungan, BRIN

[Nabire.Net]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *