Perang Antar Kelompok Di Wamena, 2 Tewas, 21 Luka-luka

Perang antara kelompok warga Kabupaten Nduga yang berdomisili di Kampung Elekma Distrik Napua Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya kembali pecah, Kamis (30/5).

Perang antar warga Nduga bawah dan atas di Kampung Elekma menyebabkan dua orang dari kedua kelompok tewas. Tak hanya menimbulkan orang korban jiwa, namun perang itu membuat 21 orang dari kedua kelompok harus dilarikan ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Wamena karena mengalami luka.

Polisi menyita puluhan senjata tradisional di Mapolda Papua.Situasi kini sudah berhasil dikendalikan, setelah pihak Polres Jayawijaya menurunkan 120 personel gabungan yang ditempatkan disekitar tempat kejadian.

Perang yang sama sendiri pernah, terjadi bulan April lalu yang juga menyebabkan korban jiwa.

Kapolres Jayawijaya AKBP Eddizon Isir,Sik MTCP kepada wartawan mengatakan, untuk mencegah tidak terjadinya perang susulan, personel gabungan yang sudah ditempatkan akan tetap berjaga-jaga.

“Kami juga sudah melakukan pendekatan pada kedua kelompok agar masing-masing menahan diri supaya perang tidak terjadi lagi. Namun karena tidak bisa menahan diri akibatnya timbul korban jiwa,” ucap Kapolres.

Kapolres meyakini, pemicu konlflik merupakan persoalan lama yang masih dibawah sampai saat ini.”Ini terkait dengan masalah yang lama,” ungkapnya.

Kapolres menghimbau seluruh elemen masyarakat Nduga dan tokoh-tokoh yang bertikai agar dapat duduk bersama-sama serta berperan aktif mencari solusi, karena dampak yang ditimbulkan dapat mengganggu kegiatan masyarakat yang lain.

“Pada prinsipnya kita tetap lakukan pencegahan sesuai protap, sambil terus lakukan pendekatan kepada kedua kelompok termasuk tokoh-tokoh masyarakat disana untuk bersama-sama berperan melihat masalah ini.Memang sedikit kompleks ya, karena perang suku merupakan bagian dari adat serta budaya, namun kita tetap memberikan pemahaman bahwa proses hukum, baik hukum adat maupun nasional tetap secara pararel berjalan,” imbuh Kapolres.

Sementara itu ditempat berbeda, Bupati Jayawijaya Wempi Wetipo,SH,MH sebagai pemipin daerah mengajak seluruh Bupati yang tergabung dalam Asosiasi agar dapat melakukan upaya rekonsiliasi bersama-sama serta membangun komunikasi yang baik dengan masyarakt yang bertikai.

“Masyarakat tahu adat,budaya serta tradisi, saya sebagai Bupati kabupaten Jayawijaya yang mempunyai rumah ini, saya mengajak seluruh bupati yang tergabung dalam asosiasi Bupati se-Pegunungan Tengah untuk melihat bahwa Wamena ini merupakan rumah untuk semua orang dan etnis, oleh karena itu jangan kita membawa persoalan pribadi serta kelompok datang ke wamena untuk dijadikan tempat untuk latihan dan bermain dan berkelahi, itu tidak boleh terjadi karena.

Secara pribadi, dirinya bersama forum koordinasi pimpinan daerah akan melakukan langkah-langkah untuk membangun pendekatan dengan masyarakat Nduga yang bertikai, baik kelompok bawah maupun atas supaya dilakukan upaya rekonsiliasi diantara mereka untuk melakukan proses perdamaian dengan baik.

2 Pleton Brimob Berangkat ke Wamena

Tak ingin perang kembali pecah, Polda Papua akan mengirimkan 2 pleton Brimod untuk menambah personel gabungan dari Polres Jayawijaya dan TNI.

“Mereka akan membantu anggota yang ada disana, sehingga perang bisa dicegah, dan tak menimbulkan korban jiwa yang lebih banyak lagi,” ucap Wakapolda Papua, Brigjen Paulus Waterpauw kepada wartawan di Mapolda Papua, Kamis (30/5).

Wakapolda menegaskan, pihaknya tetap akan bertindak tegas terhadap mereka yang melanggar hukum.”Siapa yang bersalah akan tetap diproses hukum, termasuk actor utama yang memicu terjadinya perang” tegas Wakapolda.

Ia berharap, suluruh komponen ikut membantu pihak kepolisian agar perang antara warga ini tidak berlanjut. Sebab di Jayawijaya dalam tahapan Pemilukada dan persiapan digelarnya pesta padua suara gerejawi se Papua dan Papua Barat.

Di hari yang sama, sekitar 30 orang keluarga korban almarhum Eka Tabuni mendatangi Mapolda Papua menuntut agar pihak kepolisian mengungkap kasus ini.

Saat mendatangi Mapolda, puluhan warga ini membawa senjata tradisional. Polisi pun langsung menyita alat perang itu.

Eka Tabuni merupakan korban pembunuhan, Rabu (29/5) lalu di kawasan Hawaii, Kabupaten Jayapura. Pembunuhan itu diduga terkait kisruh penetapan dapil Kabupaten Nduga di Wamena yang terjadi sebelumnya dan juga diwarnai pembunuhan pejabat.

“Kami sangat berharap agar masyarakat mau membantu penyelidikan yang akan dilakukan polisi guna mengungkap kasus tersebut,” pinta Waka Polda Papua Paulus Waterpauw saat berdialog dengan keluarga korban. Menurutnya, kasus tersebut akan tetap diproses hukum karena sudah membawa korban jiwa.

(Sumber : PapuaPos)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *