Pemerintah Dogiyai, Deiyai & Paniai Harus Perhatikan Tempat Jualan Mama-Mama Papua

Perekonomian Masyarakat Suku Mee terutama mama-mama penjual sayur, buah-buahan dan hasil kebun lainnya semakin lesu dan tertinggal, karena kurangnya perhatian dari pemerintah daerah setempat.

Hal itu dikemukakan Mikael Mote, kepada Nabire.Net, kamis 8 juni 2017, menanggapi lesunya perekonomian di wilayah Meepago.

Mikael mengungkapkan, pemerintah Dogiyai, Deiyai dan Paniai, sangat minim kontribusinya dalam memperhatikan mama-mama Papua yang berjualan di emperan jalan dan depan kios para pendatang.

“Mama-mama ini harus diberdayakan oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Perindagkop untuk disediakan pasar yang layak, dan harus segera ditangani secara serius oleh pemerintah daerah, karena hal tersebut dengan sendirinya akan meningkatkan perekonomian masyarakat pribumi,” tegas Mikael.

Dikatakan, selama ini banyak mama-mama dari Dogiyai datang jualan di Deiyai maupun Paniai menggunakan ojek dengan ongkos yang mahal antara 200-300 ribu sekali antar, dan itu semua dilakukan walaupun mempertaruhkan nyawa mereka demi keluarga.

Selama ini Banyak Mama-mama dari Dogiyai datang Jualan di Deiyai maupun di Paniai Menggunakan Ojek Dengan Harga Angkut yang Mahal di mana satu kali antar 200.000; Sampai 300.000;. Mereka Mempertaruhkan Nyawa Demi menghidupkan kebutuhan Keluarganya.

Mikael Mote berharap agar Dinas Perindagkop baik di kabupaten Dogiyai, Deiyai dan Paniai bisa menyediakan juga koperasi simpan pinjam bagi mama-mama yang berjualan, selain menyediakan pasar yang layak dan manusiawi, sehingga aktivitas jual beli bisa berjalan baik, dan dengan sendirinya meningkatkan perekonomian di daerah-daerah tersebut.

[Nabire.Net/Domin.Badii]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *