Pemekaran Distrik Nduga Batal, Dua Kubu Yang Bertikai Sepakat Damai

Rencana pemekaran distrik hingga ke daerah pemilihan (dapil) di Kabupaten Nduga, Papua, sudah dibatalkan guna menghindari korban jiwa dalam pro-kontra pemekaran kampung yang kini sudah mencapai delapan korban tewas.

Pembatalan itu dilakukan saat rekonsiliasi antara DPRD Nduga dengan Bupati Nduga yang difasilitasi Gubernur Papua Lukas Enembe dan dihadiri Wakapolda Papua Brigjen Pol Paulus Waterpauw di Jayapura, Kamis malam.

“Saat ini sudah disepakati rencana pemekaran dikembalikan seperti semula yakni hanya ada dua daerah pemilihan sesuai permintaan masyarakat,” kata Gubernur Papua Lukas Enembe.
Permintaan masyarakat yang disepakati DPRD dan Bupati Nduga adalah mengembalikan pemekaran distrik tetap pada dua dapil dengan 53 ribu pemilih dari sekitar 79 ribu jiwa penduduk.

“Dari laporan yang kami terima akibat rencana pemekaran itu menyebabkan delapan orang tewas serta puluhan orang lainnya mengalami luka akibat pertikaian antara kelompok yang pro dan kontra pemekaran,” katanya.

Kedua belah pihak sudah sepakat yakni kubu DPRD Nduga yang kontra dan kubu Bupati Nduga yang pro pemekaran sudah sepakat untuk membatalkan rencana tersebut dan dalam waktu secepatnya dilakukan perdamaian antara masyarakat di kedua kubu.

Menurut Gubernur Papua, pro-kontra pemekaran kawasan Kabupaten Nduga itu berawal meninggalnya Kabag Umum Pemerintahan Kabupaten Nduga Yulius Dwijangge pada 23 Maret lalu di salah satu hotel di Wamena saat pembahasan tentang pemekaran dilakukan oleh kedua kubu.

Menyusul tewasnya Eka Tabuni di Hawaii, Kabupaten Jayapura, 29 Mei lalu, kemudian kedua kubu saling membalas hingga 31 Mei lalu di Wamena tercatat korban meninggal mencapai delapan orang dan bila tidak segera ditangani maka jumlahnya kemungkinan bisa bertambah.

Bentrok antar dua kubu di Kabupaten Nduga yang menewaskan 8 warga dan  diduga akibat pemekaran distrik dan kampung akhirnya berakhir. Kedua kubu mengakhiri konflik setelah sepakat berdamai yang difasilitasi Gubernur Provinsi Papua Lukas Enembe.

“Saya sudah panggil kedua kubu yakni kubu Bupati dan DPRD setempat untuk duduk bersama tadi malam (Kamis malam). Dan kedua kubu sepakat mengakhiri bentrok dengan berdamai,”ujar Gubernur kepada wartawan, Jumat 7 Juni.

Kata Gubernur, dirinya meminta kedua kubu untuk saling menahan diri dan berdamai, agar konflik tidak meluas. “Terutama Bupati Gwijangge, kami minta untuk colling down dan sepakat. Ia juga sepakat menghentikan pemekaran distrik dan kampung. Daerah pemilihan kembali jadi 2 dengan penduduk 79 ribu dan pemilih 29 ribu. Kedua kubu sudah tanda tangani berita acara kesepakatan damai,”kata Gubernur.

Dalam waktu dekat, sambung gubernur, juga akan segera digelar proses perdamaian secara menyeluruh.

“Setelah kedua kubu berpegang tangan, pemda sepakat akan memfasilitasi perdamaian menyeluruh dengan bakar batu atau pembayaran denda, yang diusulkan dilaksanakan di lapangan terbuka di Wamena,”papar Gubernur.

Mengenai pelaku bentrokan yang menewaskan 5 orang dikubu bupati dan 3 orang dikubu DPRD setempat, kata dia, akan diproses. “Pelaku pembunuhan di Sentani sudah ditangkap dan akan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku,”tandas gubernur.

Gubernur berharap kedua kubu memegang teguh kesepakatan damai, dan kembali bergandengan tangan, agar pemerintahan di Kabupaten Nduga kembali bisa berjalan. “Akibat bentrok pemerintahan tak jalan, jadi setelah perdamaian terwujud diharapkan pemerintahan kembali berjalan normal agar pelayanan kepada rakyat tidak lagi terbengkalai,”harap gubernur.

(Sumber : Bintang Papua)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *