Pada Saat Kejadian, Penonton Di Dalam GOR Nabire Berjumlah 1500 Orang

Sampai saat ini, informasi terakhir Sudah 19 orangĀ  meninggal dunia akibat kerusuhan yang terjadi di Gedung olahraga Kotalama Nabire. Korban meninggal dan luka-luka dilarikan ke Rumah sakit Umum Daerah siriwini Nabire. Kami meralat berita yang sebelumnya tertulis 28 orang. Karena informasi yang didapat masih simpang siur sebelumnya.

Menurut informasi yang beredar, dalam pertandingan tinju amatir antar Yulianus dan Alfius, wasit memenangkan Alfius. Massa pendukung Yulianus tidak terima dan melempari kursi ke arah penonton serta wasit. Bupati Nabire yang turut menonton laga juga terkena lemparan kursi.

Aksi saling pukul pun tak terhindarkan. Bupati dan penonton berusaha keluar dari lokasi, namun harus berebutan karena hanya bisa melalui satu pintu akses. Pada saat kejadian, didalam gedung olahraga kotalama, kurang lebih ada 1500 orang.

Korban tewas dan kritis dibawa ke RSUD Nabire. Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari kepolisian setempat

Pihak kepolisian dari Polres Nabire sendiri baru tiba setelah kerusuhan di dalam gedung olahraga selesai. Saat ini situasi di kota Nabire mash mencekam. Aparat kepolisian sendiri masih berjaga-jaga di sekitar tempat kejadian perkara.

Situasi di Rumah Sakit Umum Daerah Siriwini sendiri saat ini ramai dengan mobil ambulans, petugas dari kepolisian, dan warga yang keluarganya menjadi korban kerusuhan, bahkan masyarakat yang ingin mengetahui.

Diantara korban, terdapat ibu-ibu dan anak-anak. Korban jiwa masih bisa bertambah akibat kejadian ini, dikarenakan kerusuhan terjadi di dalam gedung yang dipadati penonton. Kebanyakan korban tewas dikarenakan dipukuli, dan berdesak-desakan ketika keluar Gedung Olahraga nabire

Sebelumnya diberitakan, Gedung Olahraga Nabire (GOR) Kotalama Dirusak massa Minggu malam (14/7). Kejadian tersebut terjadi saat berlangsungnya Kejuaraan Tinju Bupati Cup yang diadakan oleh Pertina Nabire.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *