Legenda Asal Usul Buah Merah: Kisah dari Etnis Yali di Papua Pegunungan
Kabupaten Yalimo, Lembah Baliem Bagian Timur, Papua Pegunungan – Masyarakat etnis Yali, yang tinggal di daerah ini, memiliki sebuah mitos kuno mengenai asal usul buah pandan merah, yang saat ini dikenal sebagai buah merah.
Menurut cerita yang diwariskan dari generasi ke generasi, dahulu kala, buah pandan ini sebenarnya berwarna hitam. Suatu hari, seorang pria Yali mendapatkan pesan dari makhluk mistis bahwa buah pandan hitam tersebut akan berubah menjadi merah. Pria ini pun terus-menerus memeriksa buah tersebut setiap hari, berharap menemukan perubahan warna.
Namun, perubahan itu tidak kunjung terjadi hingga suatu hari adik perempuan pria tersebut pergi melihat buah pandan hitam itu. Dia kemudian mengoleskan darahnya ke buah tersebut. Setelah melakukan itu, dia berkata kepada kakaknya, “Kakakku, pergilah dan lihatlah buah itu!”
Pria tersebut kemudian pergi dan mendapati bahwa buah pandan yang sebelumnya hitam telah berubah menjadi merah seluruhnya. Dia pun memetik buah itu, membelahnya dengan pisau tulang kasuari, memasaknya, dan memakannya.
Peristiwa ini kemudian menjadi sebuah keyakinan dalam masyarakat Yali bahwa kaum wanita telah memberikan buah tersebut untuk selamanya kepada kaum pria. Oleh karena itulah, hingga saat ini, wanita etnis Yali tabu untuk memakan buah merah karena wanita yang pertama kali mengubah warna buah tersebut dengan darahnya.
Legenda ini tidak hanya menjadi cerita turun-temurun tetapi juga menggambarkan bagaimana masyarakat Yali menghargai dan mempercayai peran mitos dalam kehidupan sehari-hari mereka. Buah merah kini menjadi salah satu simbol budaya yang penting di Papua Pegunungan, dengan cerita asal usulnya yang terus hidup dalam ingatan kolektif etnis Yali.(*)
[Nabire.Net/Hari Suroto]
Tinggalkan Balasan