Kiat TNI AL Hadapi Kemungkinan Masuknya Kapal Aktivis Australia Di Indonesia
Pangkalan Angkatan Laut X Jayapura, Papua, mengklaim tak menyiapkan pengamanan khusus untuk isu kedatangan Kapal Freedom Flotilla yang berisi puluhan aktivis Papua Merdeka.
Komandan Lantamal X Jayapura, I Gusti Putu Wijamahaadi menuturkan, sampai saat ini pihaknya tetap melakukan patroli rutin dengan menggunakan tiga kapal, diantaranya KRI Slamet Riyadi dan KRI Sultan Nuku di perairan Merauke dan sekitarnya.
Pihaknya memprediksi Kapal Flotilla akan berlayar di jalur internasional seperti kapal asing lainnya, dengan batasan 12 mil dari Pantai Indonesia.
Namun jika kapal tersebut tetap nekat masuk ke perairan Indonesia melebihi batas 12 mil itu, maka pihaknya akan memproses sesui dengan hukum yang berlaku.
“Dia akan berlayar, jalan terus tidak boleh berhenti, sampai dia keluar dari wilayah kita, tidak melakukan manuver atau kegiatan selama di jalur kita. Indonesia kan negara kepulauan, kita mempunyai, istilahnya memberikan jalur internasional. Jadi diijinkan, selama 12 mil, silahkan berlayar. Tapi begitu dia masuk 12 mil, tanpa persetujuan ya terpaksa kita akan giring mereka,” ujarnya.
Komandan Lantamal X Jayapura, I Gusti Putu Wijamahaadi menambahkan, Kapal Freedom Flotilla dalam berlayar di jalur internasional itu juga tidak dapat menghentikan kapalnya di sekitaran perairan Indonesia ataupun membuang sauh dan melakukan aktifitas lainnya. Sebab jika rombongan itu melakukan hal tersebut, maka telah menyalahi aturan kelautan dan dapat diproses hukum.
Sebelumnya dikabarkan 50-an aktivis Papua dan Australia dengan menggunakan tiga buah kapal layar, akan bersandar di Bumi Cenderawasih. Para aktivis itu mengklaim kedatangannya untuk tujuan sosial dan budaya. Namun isu yang berkembang di masyarakat setempat menyebutkan kedatangan para aktivis ini untuk kampanye Papua merdeka.
(Sumber : KBR68H)
Tinggalkan Balasan