Intelektual MEUWO Melawan Korupsi & Intoleransi
Korupsi dan intoleransi merupakan masalah yang dihadapi di MEUWO dan perlu ditangani oleh seluruh komponen, intelektual MEUWO dengan sangat serius. Tulisan ini mungkin bisa sedikit memberikan informasi bagaimana sudut pandang intelektual MEUWO melawan Korupsi dan intoleransi.
Korupsi adalah masalah yang bisa diselesaikan namun tidak akan pernah habis selama masih banyak pihak yang menyalahgunakan kewenangan untuk keuntungan individu maupun kelompok.
Cara yang perlu intelektual melawan korupsi dimulai dari diri intelektual itu sendiri. Katakan tidak pada korupsi. Begitu komitmen yang perlu intelektual tanamkan dalam diri masing-masing. Banyak faktor kenapa korupsi terjadi, namun salah satu faktor terjadinya korupsi menurut saya adalah karena kurangnya transparansi dalam pengambilan keputusan pemerintah dan proyek-proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar serta adanya kesempatan untuk melakukan korupsi.
Seperti dalam organisasi pun ada individu yang ingin memanfaatkan kesempatan, mencari keuntungan dari pengadaan barang, contoh kecil dalam lingkup organisasi mikro yang kita jalani, perlu menekankan dalam organisasi untuk jangan pernah ada anggaran yang berlebihan dan transparansi dalam semua pengajuan anggaran. Kita berhak selalu mengetahui perincian dan tanggung jawab yang jelas dalam pengelolaannya.
Permasalahan selanjutnya adalah intoleransi yang merupakan akar dari segala bentuk radikalisme yang dapat mengganggu persatuan intelektual di MEUWO. Intelektual MEUWO adalah dasar untuk selalu bertoleransi dalam hidup bersama, dimana pasti selalu ada perbedaan dalam bentuk kampung, distrik, maupun kabupaten namun kita semua satu kesatuan pemuda inteltual MEUWO.
Cara yang perlu kita tanamkan dalam melawan intoleransi salah satunya dengan jangan merasa paling benar. Kenapa? Karena ketika kita merasa paling benar kita cenderung mengkoreksi yang menurut kita salah dan ketika mengkoreksi yang menurut kita salah disitu terjadilah perpecahan persaudaraan masyarakat, intektual di MEUWO tercinta ini.
Salah satu masalah terbesar manusia adalah ketika kita merasa benar kita merasa boleh melakukan segalanya kepada yang menurut yang lain salah. Contoh, kalau kita merasa kita lebih mulia, kita boleh melakukan apapun kepada yang lain. Menurut saya Itu yang sudah terjadi selama ini. Jadi, dengan membuka diri melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang luas dan objektif dalam menanggapi persoalan yang ada, selesaikan dengan praktis, demokrasi dan takut akan Tuhan.
Semua ini pasti bisa kita selesaikan bersama. Begitulah cara tang perlu tanamkan dalam diri kita masing-masing dalam melawan ketidakadilan dan toleransi. Untuk generasi muda harapan masyarakat yang kita cintai ini. Jadilah pemuda yang berkarakter sehingga banyak hal yang bisa diciptakan berikanlah tindakan nyata untuk memperbaiki daerah, cara berpikir masyarakat MEUWO yang kita cintai.
Penulis : Kristianus Degei
[Nabire.Net]
Tinggalkan Balasan