Ibadah Perayaan Natal Oikumene Tahun 2022 dan Lepas Sambut Tahun Baru 2023 Keluarga Besar SIMAPITOWA

Ibadah Perayaan Natal Oikumene Tahun 2022 dan Lepas Sambut Tahun baru 2023 Keluarga Besar SIMAPITOWA

(Ibadah Perayaan Natal Oikumene Tahun 2022 dan Lepas Sambut Tahun Baru 2023 Keluarga Besar SIMAPITOWA)

Nabire, Bertempat di Aula Bethesda, Karang Mulia, Nabire, Papua Tengah, telah dilaksanakan Ibadah Perayaan Natal Oikumene Tahun 2022 dan Lepas Sambut Tahun Baru 2023 Keluarga Besar SIMAPITOWA, Rabu (11/01/2023).

Ibadah ini mengusung tema : “Maka Pulanglah Mereka ke Negerinya Melalui Jalan Lain (Matius 2: 12), serta sub tema : “Melalui Perayaan Natal Keluarga Besar SIMAPITOWA, Kita Dituntut Untuk Senantiasa Bijaksana Dalam Berpikir dan Bertindak Dalam Kehidupan dan Pelayanan Secara Pribadi, Keluarga serta Masyarakat, (Mazmur 119:66).

Ibadah singkat dipimpin oleh Pastor Hubertus Magai, Pr. Dikatakan Pastor Magai, sukacita Injil yang kita dengar hari ini, memberi kekuatan kepada kita. Allah hadir di alam SIMAPITOWA dengan maksud dan tujuan tertentu.

Lanjutnya, Tuhan Yesus telah lahir di kandang domba membawa terang bagi umat manusia. Para Orang Majus dari timur datang menyembah Yesus. Mereka mengetahui bahwa disana akan lahir seorang bayi Yesus samg penyelamat bagi umat manusia.

Sementara itu di tempat yang sama, Bupati Nabire, Mesak Magai, S.Sos., M.Si., mengatakan, hak ulayat orang asli SIMAPITOWA diapit oleh beberapa kabupaten yaitu Nabire, Dogiyai, Kaimana dan Timika.

SIMAPITOWA memiliki potensi sumber daya alam sebagai identitas orang Mapia.

Mesak Magai juga meminta agar jangan terlena dengan judi togel, mabuk-mabukan, hidup dari hasil palang, karena itu bukan identitas orang Mapia. Identitas orang Mapia adalah hidup dari hasil mengolah tanah.

Lanjut Magai, Jalan Trans Nabire-Ilaga sudah ada, Pemerintah akan berupaya untuk menjangkau masyarakat di pinggir jalan yang susah dijangkau untuk menjadi pelaku ekonomi di sepanjang jalan, sementara di belakang warga bisa beternak dan berkebun.

Bupati Mesak juga mengatakan, pemerintah sedang membangun sekolah di KM 86 dan tahun 2023 ini akan dibangun Gereja di KM 93. Pemerintah juga sudah membangun rumah bagi masyarakat yang tinggal di bagian Distrik Dipa, dan tahun 2023 ini pemerintah akan bangun KM 86 sehingga masyarakat Dipa akan turun termasuk juga masyarakat Distrik Menou.

Sementara itu, Kepala Suku Mee Rayon SIMAPITOWA, Fabianus Tebai mengatakan, kita tidak boleh memilih agama, banyak agama tetapi satu Tuhan yang kita sembah, dalam artian Bhineka Tunggal Ika.

Fabianus Tebai juga melantik 14 Kepala Suku dari 14 Distrik sesuai dasar hukum dengan tujuan untuk menjaga tanah hak ulayat dan menjaga manusia di wilayah Tota Mapiha.

Ketua Panitia Kegiatan, Frans U Magai, menyampaikan pentingnya persatuan dan kesatuan. Bukti dari itu semua yakni kehadiran Bapak/Ibu/Sdr/i dalam perayaan Natal bersama ini,

“Harus ada kesatuan dan persatuan, harus ada seia sekata, seperasaan, sependapat untuk mencapai sesuatu yang besar sehingga perayaan Natal dan lepas sambut warga SIMAPITOWA ini, saya sangat mengharapkan dimana kesatuan dan persatuan harus dijaga”, kata Magai.

“Dibawah budaya kita (Damu) adalah sesuatu yang orang tua larang, tidak boleh pegang, liat, raba. Damu artinya melarang segala sesuatu yang akan merugikan diri sendiri dan juga keluarga atau kelompok. Kiranya melalui kehadiran Raja Damai ini biarlah kedamaian itu bisa bergema di dalam hati dan jiwa kita masing-masing”, pungkas Magai.

[Nabire.Net/Lambertus Magai]


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *