Hasil Investigasi Sementara Komnas HAM Terkait Ricuh Tinju Nabire
Terkait kematian 18 warga Nabire saat menonton pertandingan Tinju Bupati Cup, Komisi Nasional Hak asasi Manusia (Komnas HAM) telah lakukan pemantauan dan penyelidikan selama tiga hari dengan mencari data dan fakta.
Penyelidikan dilakukan melalui olah TKP selama dua kali, pertemuan dengan bupati dan jajarannya, KONI, Pertina, Panitia Penyelenggara, Kepolisian, Dandim, Pihak Korban, masyarakat, penonton, dan wakil rakyat.
Kesimpulan Sementara hasil pemantuan dan Penyelidikan Komnas HAM menyebutkan, peristiwa GOR Nabire yg menewaskan 18 warga atau penonton adalah merupakan kecelakaan murni karena terdesak di satu pintu keluar sehingga berjatuhan dan saling menindih sehingga sesak napas.
“Komnas HAM belum menemukan fakta dan bukti bahwa tragedi tersebut sengaja dilakukan oleh pihak-pihak tertentu baik secara sengaja (by commision), maupun pembiaran (by ommision),” kata Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai, Selasa (23/7).
Ditegaskan, tragedi tersebut terjadi lantaran adanya ketidaktaatan atau ketidakpatuhan bahkan ketidakjelasan Standar Operasional Prosedur (SOP) penyelenggaraan Event olahraga, baik Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga maupun juga peraturan Asosiasi Olahraga termasuk Pertina.
“Sehingga Menteri Pemuda dan Olahraga lalai dalam mengontrol termasuk kelayakan sarana prasarana olah raga,” kata Ketua Sub Komisi Pelanggaran Komnas HAM itu.
Menurut Komnas, GOR Nabire sangat tidak layak untuk menyelenggarakan event olah raga apapun karena dalam kondisi yang rusak dan memprihatinkan. Di lain sisi, Menpora juga tidak mampu menjaga keselamatan publik sebagaimana menjaga keselamatan altet.
Selanjutnya, Komnas HAM juga telah memastikan keluarga korban menerima kejadian tersebut sebagai sebuah musibah. Indikatornya, tidak ada reaksi atau protes dari keluarga korban baik saat kejadian ataupun saat upacara penguburan yang berlangsung damai dan tenang dalam suasana duka.
“Komnas HAM juga turut serta membantu agar kepastian biaya pengobatan, sumbangan bagi keluarga korban, serta memastikan rekonsiliasi bersama melalui doa bersama yang difasilitasi Pemda Nabire,” kata Natalius Pigai.
(Sumber : SuaraPembaruan)
Tinggalkan Balasan