BEM Uswim Nabire Sorot Kinerja Kampus

uswim

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Satya Wiyata Mandala (USWIM) Nabire tak gentar menyoroti manajemen dan kinerja kerja para dosen di kampusnya. BEM menilai kinerja yang buruk dan dosen yang jarang mengajar serta fasilitas yang tidak memadai mengorbankan mahasiswa dan masa depan Papua.

Ketua BEM,  Agustinus Tebay kepada majalahselangkah.com, Sabtu, (20/07/13) membeberkan sepuluh masalah yang mestinya menjadi perhatian segera dari USWIM, Dikti dan Kopertis Maluku Papua.

Masalah pertama, kata Tebay, hingga saat ini ada dualisme proses administrasi, yaitu USWIM dan Yayasan Yaban Sudah Mura. Dualisme ini membuat semua proses administrasi kacau.

Kedua, “Dari lima Fakultas yang ada, hanya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (FISIP) saja yang terlihat aktif, sedangkan empat fakultas yang lain, semua Dekan tidak pernah datang ke kampus, entah di mana. Rektor  tidak pernah masuk kantor di kampus,” katanya prihatin.

Ketiga, hampir semua dosen di USWIM didapati guru SMA dan ada pula dosen yang bekerja pada kantor Dinas Pemerintah tertentu sehingga mereka jarang masuk karena kecapean mengajar. Kalau pun datang hanya memberika tugas saja.

Hal keempat yang BEM soroti adalah soal cleaning service dan security. “Cleaning service dan security  tidak pernah diaktifkan sehingga tidak ada wajah kampus di USWIM.”

Kelima, BEM menilai, tidak pernah ada komunikasi yang baik antara Pembantu Rektor III yang tangani bagian kemahasiswaan dengan BEM tingkat universitas. Sehingga, kata dia. “Organisasi BEM USWIM macet, tidak pernah jalan dengan baik. Tidak ada ruang untuk mahasiswa belajar,” katanya.

Nilai dan Skripsi bayaran juga menjadi sorotan keenam BEM USWIM. “Tidak pernah aktivitas kuliah, nilai kebanyakan mahasiswa adalah hasil bayaran. Ada banyak mahasiswa yang pegawai negri itu, mereka hanya datang bayar saja lalu datang waktu wisuda, itu juga banyak orang,” kata Tebay.

Ketujuh, BEM menilai kalender pendidikan nasional tidak pernah dijalankan dengan baik di kampus USWIM. “Jadi liburan yang harusnya dua minggu, biasanya mahasiswa dan para dosen sendiri tambah-tambah sampai satu bulan atau dua bulan,” ungkapnya.

Hal lain yang membebani mahasiswa yang merupakan masalah kedelapan adalah  pembiayaan. “Kampus ini biaya mahal tetapi aktivitas di kampus tidak ada.” Diketahui, soal pembiayaan ini, mahasiswa pernah melancarkan aksi protes pada 22 Maret 2013 lalu.

Kesembilan, BEM soroti soal fasilitas kampus. Dikatakan, fasilitas kampus seperti laboratorium dan  perpustakaan masih belum ada hingga saat ini.

Hal kesepuluh, disoroti soal salah satu pilar dari Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat dalam hal ini kanjian-kajian ilmiah atas masalah yang terjadi di wilayah tengah tanah Papua. Dinilai, tidak ada kajian-kajian atas persoalan-persoalan rill masyarakat Papua saat ini.

“Jika hal-hal ini dibiarkan begitu terus akan jadi apa mahasiswa Papua di USWIM,” tuturnya.
BEM meminta agar semua pihak yang ada di kampus USWIM untuk segera bersatu kembali untuk memajukan kampus USWIM. “Kami minta semua unsur di kampus harus kumpul kembali dan evaluasi total. Jangan korbankan mahasiswa dan masa depan kami,” katanya.

(Sumber : MajalahSelangkah.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *