Bagaikan Sodom Dan Gomora, Sudah Seharusnya Pengusaha Di Baya Biru Angkat Kaki

(Bangunan di Baya Biru yang ludes terbakar/Foto.J.M)
Paniai – Kebakaran di Distrik Baya Biru, kabupaten Paniai Papua, 7 November lalu, seharusnya menjadi peringatan bagi para pengusaha ilegal yang berada disitu untuk segera angkat kaki dari lokasi tersebut.
Demikian penegasan Jhon Timepa, salah seorang mahasiswa Papua, menanggapi kebakaran tersebut. Menurut Jhon yang mewakili tiga suku yaitu Walani, Mee dan Moni, kebakaran itu secara tidak langsung merupakan ulah para pengusaha ilegal yang beroperasi di wilayah tersebut.
(Baca Juga : Puluhan Bangunan Di Baya Biru Ludes Terbakar Akibat Ulah Seorang Pramuria)
Namun pemerintah hanya tinggal dia dan tidak berani merespon persoalan tersebut. Padahal masyarakat sudah sering menyuarakan agar wilayah tersebut ditutup, mengingat wilayah tersebut bagaikan Sodom dan Gomora.
“Kebakaran tersebut terjadi karena 3 hal, yaitu Tuhan marah, kutukan alam dan kutukan masyarakat pribumi atas perilaku dan sifat pengusaha yang ada di wilayah tersebut”, tutur Jhon.
Oleh sebab itu, Jhon meminta kepada pemerintah kabupaten Paniai hingga tingkat Distrik untuk tidak memberikan bantuan dalam bentuk apapun kepada mereka yang menjadi korban kebakaran, karena itu sama dengan memberi ganti rugi kepada pengusaha yang tidak tahu diri.
‘Dengan tegas kami menolak dalam bentuk apapun keberadaan para pengusaha di wilayah Baya Biru, khususnya pengusaha ilegal, sebab mereka bukan warga asli Baya Biru namun mereka datang dari luar Papua seperti Sanger, Manado, Kendari, dan lain sebagianya’, katanya.
Pemerintah juga diminta untuk fokus membangun tiga suku di wilayah tersebut daripada fokus membantu pendatang liar yang ada di Sungai Degeuwo karena kepentingan pribadi.
“Mengapa yang terbakar masyarakat dari luar 3 suku tapi mereka dibantu pemerintah ? Mengapa pemerintah tidak bantu warga 3 suku disitu ? Pemerintah harus selesaikan persoalan tambang ilegal di sepanjang Degeuwo”, tutup Jhon.
[Nabire.Net]
Tinggalkan Balasan