Anaknya Meninggal, Keluarga Keluhkan Pelayanan RSUD Nabire

Anaknya Meninggal, Keluarga Keluhkan Pelayanan RSUD Nabire

(Anaknya Meninggal, Keluarga Keluhkan Pelayanan RSUD Nabire)

Nabire, Salah seorang warga Nabire mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nabire yang dianggap kejam sehingga mengakibatkan anaknya meninggal.

Pasien yang meninggal tersebut atas nama Theo Frans Dogomo, berusia 1 tahun 8 bulan. Pasien tersebut meninggal tanggal 2 Mei 2022 sekira pukul 20.00 WIT.

Kepada Nabire.Net, keluarga korban menjelaskan, anaknya menjadi korban kekejaman medis oleh para perawat dan dokter di RSUD Nabire.

“Anak kami sudah sehat sejak 2 hari sebelum meninggal. Dia sudah bermain bersama kami. Makan dan minum lancar. BAB Lancar. Namun tanggal 2 Mei 2022, ada seorang suster dengan ciri-ciri berbadan tinggi dan berisi, menyuntikkan antibiotik dengan dosis yang tinggi terhadap anak kami,” tutur keluarga korban.

Lanjutnya, “anak kami mulai mengalami kejang-kejang dan pada malam hari sekira pukul 19.00 WIT, anak kami mulai mengeluarkan darah dari hidungnya dan pukul 20.00 WIT, anak kami meninggal.”

Hal ini tentu disesali oleh pihak keluarga. Mereka mempertanyakan pelayanan yang diberikan kepada anaknya.

“Anak kami ketika dipindahkan dari IGD ke ruangan anak, para perawat saling memberi kode jari dengan dua angka, dan ternyata dalam resep obat yang diberikan dokter awal, telah diubah oleh petugas ruangan anak dengan menambahkan dosisnya yang awalnya 0.8 menjadi 2 mg,” bebernya.

Lanjutnya, “setelah anak kami meminum obat ini, anak kami mulai demam. Karena melihat kondisi anak kami kurang baik dengan obat ini, kami langsung menegur petugas disana agar tidak memberikan obat itu lagi, dan kemudian mereka berusaha mencari celah dengan memberikan dosis yang lebih tinggi lagi pada obat suntik yang akan disuntukkan pada anak kami.”

“Sungguh hancur hati kami melihat kondisi ini, apalagi sebelumnya ada pasien seorang anak yang meninggal dengan gejala-gejala yang sama dengan gejala yang anak kami alami. Kami harap kedepannya jangan lagi ada kejadian seperti ini,” harapnya.

Ia juga berharap kepada pimpinan daerah yaitu Bupati Nabire, Direktur RSUD Nabire, Kepala Dinkes Nabire untuk menindaklanjuti hal ini, karena sangat disayangkan jika RSUD Nabire bukan lagi tempat yang dapat membawa pasien sembuh tapi malah menjadi rumah pembunuhan.

[Nabire.Net]


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *