Aliansi Pelajar/Mahasiswa Papua Tengah Desak Cabut MBG dan Ajukan 4 Tuntutan untuk Selamatkan Pendidikan Papua

(Aliansi Pelajar/Mahasiswa Papua Tengah Desak Cabut MBG dan Ajukan 4 Tuntutan untuk Selamatkan Pendidikan Papua)
Nabire, 2 Mei 2025 – Dalam momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), puluhan pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pelajar/Mahasiswa Papua Tengah menggelar aksi damai di Nabire, Jumat (02/05).
Aksi ini sekaligus menjadi panggung penolakan terhadap program “Makanan Bergizi Gratis” (MBG) yang dinilai tidak menjawab kebutuhan mendasar dunia pendidikan di Papua.
Aksi yang dimulai dari titik kumpul di Wadio dan menyusuri Jalan Trans Nabire–Ilaga–Paniai ini mengangkat seruan utama: “Kami Butuh Pendidikan, Bukan Janji Makan Gratis”. Dalam pernyataan sikapnya, aliansi menyampaikan bahwa program MBG hanyalah solusi sementara yang mengabaikan akar persoalan pendidikan di Tanah Papua.
“Kami Tidak Menolak Gizi, Tapi Prioritaskan Sekolah”
“Kami tidak menolak upaya perbaikan gizi, tapi kami menolak jika itu dijadikan tameng untuk menutupi krisis pendidikan. Kami butuh sekolah yang layak, guru yang hadir dan digaji, serta fasilitas pendidikan yang memadai — bukan sekadar janji makan gratis,” tulis mereka dalam pernyataan resmi.
IPM Papua Masih Rendah: Bukti Gagalnya Pembangunan Pendidikan
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua, IPM di sejumlah kabupaten di Papua masih sangat rendah. Kabupaten Puncak mencatat angka IPM 45,70 pada 2024, sementara IPM Papua Tengah hanya mencapai 60,25 — keduanya jauh di bawah rata-rata nasional. Kondisi ini menunjukkan bahwa pendidikan belum menjadi prioritas utama dalam kebijakan pembangunan, meskipun Papua memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Pendidikan Terhambat Konflik dan Kemiskinan
Aliansi juga menyoroti faktor konflik dan ekonomi sebagai penghambat utama anak-anak Papua mengakses pendidikan. Minimnya guru, infrastruktur sekolah yang rusak, serta mahalnya biaya pendidikan memperparah keadaan.
“Program MBG tidak menyelesaikan akar masalah ketika anak-anak tidak bisa ke sekolah karena tidak ada guru atau karena tak mampu membayar,” tegas mereka.
Empat Tuntutan Utama Aliansi Pelajar/Mahasiswa Papua Tengah:
1. Cabut Program MBG dari seluruh wilayah Papua karena tidak menyentuh akar masalah pendidikan.
2. Alihkan Anggaran MBG untuk membangun dan memperbaiki fasilitas pendidikan, menggaji guru, serta penyediaan alat belajar.
3. Gratiskan Pendidikan bagi seluruh anak Papua dan Indonesia agar tidak ada yang putus sekolah karena biaya.
4. Segera Selesaikan Konflik Bersenjata di daerah seperti Intan Jaya, Puncak Jaya, Yahukimo, dan Oksibil demi menjamin akses pendidikan dan pelayanan dasar lainnya.
“Kami Ingin Sekolah, Bukan Sekadar Bertahan Hidup”
Aksi ini ditutup dengan harapan agar pemerintah tidak lagi mengedepankan kebijakan populis yang jauh dari kebutuhan riil masyarakat Papua.
“Kami ingin belajar. Kami ingin sekolah. Kami ingin masa depan. Jangan arahkan hidup kami ke jalan buntu,” pungkas Josia Sani, juru bicara aksi.
[Nabire.Net]
Saya kira program MBG itu program lain di luar program pendidikan..kenapa di tolak, hubunganya apa…??
Soal kecerdasan/kepintaran itu tergantung individu masing-masing yg mau maju atau tidak..karena sebesar apapun dan semewah apapun fasilitasnya, kalau individunya pemalas dan bobrok, maka semuanya akan sia-sia…!!
Siapakah dibalik semua ini?
Negara Konoha, provinsi suka – suka dan kabupaten tipu – tipu🤣🤣🤣
memang benar, MBG sama sekali tidak ada hubungannya dengan mutu pendidikan, pembenahan sistem dan pemerataan pembangunan pendidikan yang harus diprioritaskan. dan yang terpenting seluruh warga negara dijamin mendapatkan pendidikan yang adil dan ditanggung sepenuhnya oleh negara
pendidikan itu amanat undang-undang, kewajiban pemerintah utk mencerdaskan rakyatnya. Jika fasilitasnya minim dan biaya susah dijangkau, jgn harap bisa maju. Pejabat kita sibuk mendulang duit haram seperti mau hidup di dunia selamanya. Sabar Papua….