500 Siswa Asal Papua Akan Ikuti Pendidikan di 147 SMA/ SMK di Jawa – Bali
“Secara pribadi saya menghimbau kepada teman-teman kepala sekolah agar tidak ragu untuk mengajar anak-anak kita dari Papua. Pengalaman saya, mereka mudah diatur…kok”, ungkap Kepala Sekolah SMK Katolik Magelang saat pertemuan seluruh kepala sekolah se Jawa dan Bali yang akan menerima calon siswa asal Papua dan Papua Barat.
Prestasi dari 6 orang yang pernah mengukuti pendidikan di Magelang, 2 orang telah menjadi dokter, yang lain juga menyandang predikat sarjana dan sukses di Papua. Hingga saat ini mereka bahkan masih sering datang ke sekolah untuk bernostalgia.
Program afirmasi pendidikan menengah bagi siswa-siswi asli Papua ini, adalah kali pertama diselengarakan. Untuk tahun ajaran 2013 oleh Ditjen Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menyediakan kuota sebanyak 500 orang. Lulusan SMP dari 40 kabupaten di Tanah Papua itu akan mengikuti pendidikan terbaik di 147 SMA/SMK yang tersebar di Provinsi Banten Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali.
Menurut rencana Mendikbud Muh Nuh, Selasa 25/6 di Jakarta akan menyerahkan ke 500 siswa-siswi kepada kepala sekolah yang akan ditempati siswa-siswi asal Papua. Selanjutnya, masing-masing Kepala Sekolah akan membawa pulang siswa-siswi itu ke daerah tujuan.
Deputi I UP4B Prof. Ikhwanuddin Mawardi kepada para kepala sekolah mengemukakan, tujuan program ini adalah dalam rangka meningkatkan kualitas SDM anak-anak Papua dan Papua Barat sedini mungkin dalam proses akulturasi budaya, dan meningkatkan semangat kebangsaan dalam rangka mem-papua-kan Indonesia dan meng-indonesia-kan Papua.
Permasalahan SDM menjadi perhatian utama Presiden SBY yang dituangkan dalam Perpres 65 tahun 2011 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat. Perpres ini mengamanatkan program peningkatan sumberdaya manusia bagi putra-putri asli Papua dan Papua Barat yang dikenal dengan afirmasi pendidikan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa Papua merupakan daerah yang paling tertinggal dilihat dari IPM dan bahkan ada salah satu kabupaten di pegunungan tengah yang memiliki angka melek huruf hanya sebesar 2%, sisanya buta huruf;
“Pak Menteri Pendidikan berkali-kali menekankan bahwa program ini harus berhasil dan pada tanggal 25 Juni 2013 akan dilakukan pelepasan oleh Bapak Menteri Pendidikan bersama-sama Gubernur Papua dan Papua Barat bagi 500 orang siswa menuju sekolahnya masing-masing di Senayan”, kata Prof. Ikhawanuddin Mawardi.
Program ini mohon mendapat dukungan, mengingat adik-adik kita membutuhkan bimbingan dan pendampingan yang akan dilakukan oleh guru pendamping atau induk semang.
Direktur Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus, Ditjen Dikmen, Kemdikbud Budi Priadi mewakili Dirjen Pendidikan Menengah, Kemdikbud mengatakan, persoalan ketertinggalan SDM menjadi perhatian utama Presiden dan melalui UP4B pihaknya telah memberikan apresiasi dalam mendudkung program afirmasi pendidikan menengah bagi putera-puteri asli Papua untuk dapat menempuh pendidikan di SMA/SMK terbaik di Jawa dan Bali.
Bantuan itu berupa penempatan siswa-siswi asli Papua untuk mengikuti pendidikan di 147 SMA/SMK yang tersebar di Jawa dan Bali. Mohon para Kepala Sekolah yang mendapat penempatan dapat menerima adik-adik yang memang membutuhkan pendidikan yang berkualitas. Program afirmasi yang diprakarsai UP4B ini, oleh Ditjen Pendidikan Menengah Kemendikbud telah disediakan dana beasiswa untuk pendidikan dan biaya hidup Rp 1 juta/bulan selama menempuh 3 tahun menjalani pendidikan.
(Sumber : UP4B)
Tinggalkan Balasan