216 Putra Asli Papua Lulus Seleksi Penerimaan Bintara Polri
Sebanyak 216 putra asli Papua lulus seleksi dan akan mengikuti pendidikan Bintara Polri, dari jumlah 732 pemuda yang akan mengikuti pendidikan selama 6 bulan.
Dari jumlah tersebut, 223 akan mengikuti pendidikan di Batu Kosek sebagai anggota Brimob, sedangkan 488 akan mengikuti pendidikan di SPN Jayapura, lalu 25 Polwan akan mengikuti pendidikan di Jakarta yang mana dimulai dari 1 Juni hingga berakhir 30 Desember mendatang.
Kapolda Papua, Irjen (Pol) Drs. Tito Karnavian, MA. Ph.D kepada wartawan usai memimpin upacara pembukaan pendidikan Brigadir Polri di SPN Jayapura, Senin (3/6), mengatakan, untuk tahun ini Polda Papua menerima 732 orang di mana di antaranya, 216 atau sekitar 30 % merupakan orang asli Papua.
Acara tersebut diawali dengan tradisi pengguntingan rambut dan penyiraman air kembang terhadap 3 perwakilan orang asli Papua yang langsung dilakukan oleh Kapolda Papua Irjen (Pol) Drs. M. Tito Karnavian, MA.Ph.D didampingi Wakapolda Papua Brigjen (Pol) Drs. Paulus Waterpauw disaksikan Ny. Roma Waterpauw dan Ny. Hadi Ramdani.
Menurut Tito, tradisi itu merupakan tanda dilantiknya siswa Bintara Polri yang akan dilakukan serentak di seluruh Indonesia yang hampir berjumlah sebanyak 20.000, namun di bagi 17.000 dijadikan sebagai Bintara Polri sedangkan sisanya berjumlah 3000 orang dijadikan sebagai tamtama Brimob.
Secara khusus bagi Polda Papua tahun 2013 ini menerima kuota sebanyak 732 siswa Bintara Polri yang direkrut melalui proses seleksi hingga pada seleksi akhir.
Dijelaskan Kapolda Tito, Polda Papua untuk tahun 2013 ini sebenarnya diberikan kuota khusus untuk orang asli Papua sebanyak 50 % namun yang bisa dipenuhi 30 % atau 216 orang saja dari jumlah yang diterima. “Peserta yang melamar kebanyakan terbentur persyaratan yang tidak bisa dipenuhi seperti, kesehatan, tinggi badan dan psikologi,” jelas Kapolda.
Pihaknya telah berupaya mengutamakan orang asli Papua untuk tahun 2013 ini mengikuti pendidikan Polri namun peserta kebanyakan terbentur pada persyaratan dari yang diajukan panitia penyelenggara. Bila dipaksakan, menurutnya, ujung-ujungnya akan mengalami masalah dalam bertugas.
“Sebelumnya beberapa orang pernah mengatakan kepada saya, masukkan putra asli Papua sebagai anggota Polri namun terbentur beberapa persyaratan. Bahkan dari jumlah 216 orang asli Papua secara keseluruhan berasal dari pesisir pantai sementara pegunungan terbilang sedikit, padahal kami mengharapkan anak-anak pegunungan bisa terjaring sebanyak-banyaknya untuk mengikuti pendidikan Bintara Polri,” ungkap Kapolda.
Untuk itulah, ke depan pihaknya akan melakukan sosialisasi di wilayah pegunungan dengan melibatkan Kapolres dan pemda agar sosialisasi ini bisa jalan secepatnya. Menurutnya, mungkin saja terkendala biaya atau transportasi yang mahal makanya menjadi kurang anak-anak pegunungan yang mengikuti pendidikan bintara Polri.
Untuk merealisasikan ini, katanya, perlu dukungan dari pemda setempat, di mana sebelumnya terlebih dahulu dipersiapkan dengan sangat matang sehingga sewaktu tes seleksi memenuhi persyaratan. Intinya persyaratan utama penting meskipun ranking bawah tetap akan diprioritaskan sebab yang utama orang asli Papua.
Ditambahkan Kapolda, selama 6 bulan mereka akan didik sebagai Bintara Polri dan selesai pendidikan akan ditugaskan di daerah pedalaman. “Nanti selesai pendidikan Polda akan lakukan refreshment, artinya ditempatkan yang masih junior di daerah pedalaman sedangkan senior ditempatkan di perkotaan baik itu sebagai anggota Dalmas maupun Brimob,” tukasnya.
(Sumber : PapuaPos)
Tinggalkan Balasan