Posko Kemanusiaan Dekenat Teluk Cendrawasih Salurkan Bantuan Kepada Pengungsi Intan Jaya di Nabire

(Posko Kemanusiaan Dekenat Teluk Cendrawasih Salurkan Bantuan Kepada Pengungsi Intan Jaya di Nabire)

Nabire, Sesuai dengan petunjuk dari Keuskupan Timika lewat surat pemberitahuan mengenai permintaan bantuan untuk para pengungsi Intan Jaya akibat konflik antara TPNPB dan TNI/Polri, yang mengungsi ke Pastoran Bilogai maupun ke Kabupaten lain seperti di Puncak Papua, Timika dan Nabire, Dekenat Teluk Centrawasi membuka Posko Kemanusiaan di Paroki St. Antonius Padua Bumi Wonorejo Nabire Papua.

Pembukaan Posko dilaksanakan pada hari senin (15/02/21). Posko kemanusiaan ini diketuai oleh Pastor Paroki setempat, Pastor Benyamin Sugiatanggu Magay Pr dan Diakon Yeskiel Belau Pr sebagai koordinator lapangan.

Posko tersebut dibuka selama 9 hari dan pada masa ini pihak posko menerima sumbangan bama dari umat di Paroki-Paroki yang ada dalam Dekenat Teluk Centrawasi, yakni: Paroki St. Antonius Padua Bumi Wonorejo, Paroki Nabire Barat, Paroki Kristus Raja (KR) Nabire, Paroki Kristus Sahabat Kita Nabire, Paroki Biak dan Paroki Serui.

Sumbangan yang diterima itu dalam bentuk dana sebanyak 3 juta rupiah dan bahan makanan seperti: beras, supermi, garam, veksin, telur, gula, kopi, teh, minyak goreng, sabun dan sarden.

Sumbangan dana telah digunakan untuk mengadakan tambahan bama dan biaya persiapan pembagian bama. Bama tersebut kalau dikalkulasikan sebanyak 2,2 ton, yang terdiri dari beras 1,7 ton dan bahan makanan lainnya sebanyak 500 Kg.

Sebelum Pembagian Bama, ketua Posko Pastor Benyamin Sugiatanggu Magay Pr mengutus Tim relawan pada hari Sabtu, 20 Februari 2021 untuk mendata para pengungsi yang telah turun ke Nabire. Setelah 4 hari, data berhasil dihimpun sebanyak 277 KK.

Mereka yang didata adalah warga yang benar-benar mengalami dampak operasi Militer Indonesia melawan KNPB di Intan Jaya, seperti: Warga kampung Kulapa, warga Kampung Bomba, warga Langgobuga, Sawenepa, Pugisiga, Tujimigi, Hitalipa, Zoanggama, Dugubugate, Wabui, Balamai, Uyamulogo, Honggau, Tausiga, Ndugusiga dan Jaindapa, Titigi, Zoali, Mamba, Joparu, Bilogai, Kumbalagupa, Jalai, Tipunggau, Eknemba, Kusage, Taitawa, Mbamogo dan Kampung Danggoa.

Dalam proses pendataan pihak posko sama sekali tidak mewajibkan kartu pengenal apa pun. “Kami pihak Gereja tidak membutuhkan kartu pengenal, seperti KTP atau Kartu Keluarga atau lainnya. Gerakan kami bentul-betul kemanusiaan. Maka kami telah mewajibkan para pendata, supaya mendata para kepala keluarga yang betul-betul kena dampak”, tegas Pastor.

Berdasarkan data warga yang mengungsi dari kampung-kampung itu ke Nabire, Pastor Benyamin Sugiatanggu Magay Pr dan Diakon Yeskiel Belau Pr, telah koordinir para anggota relawan kemanusiaan untuk menyiapkan bahan makanan tersebut sebanyak 300 bungkus dan membagikannya ke para pengungsi di 23 Titik yang menjadi penampungan para pengungsi.

Pembagian bama dilakukan sesuai dengan data KK pengungsi dengan menggunakan dua mobil. Satu mobil dikoordinir oleh Pastor Ketua Posko dan mobil yang lain dikoordinir koordinator lapangan Diakon Yeskiel Belau Pr. Dalam proses pembagian Pastor dan Diakon menyapa warga penggungsi dan memberika bama kepada mereka sambil berkata “Inilah yang kami dapat dari umat. Jadi, kami berikan kepada bapa-mama yang telah turun dari Intan Jaya. Memang tidak banyak, tetapi kami berharap bisa meringankan beban hidup sedikit. Ya, kami ingin memberi banyak, tetapi yang kami dapat cuma segini”, sahut Diakon Yeakiel Belau Pr.

Mereka yang menerima pun mengucapkan terimakasih kepada pihak Gereka dan para tim peduli kemanusiaan yang telah mendatanya. Usai pembagian bama di 23 titik, tim kemanusiaan kembali ke Pastoran Paroki St. Antonius Padua Bumi Wonorejo Nabire Papua dan makan siang.

Setelah itu, Pastor Paroki menyampaikan ucapan terimakasih kepada tim relawan atas kerjasama dalam menyalurkan bama kepada mereka yang membutuhkan. “Ini benar-benar kerja kamnusiaan, jadi tidak ada upah sama sekali. Saya berharap Tuhan membalas pengorbanan saudara-saudari dalam aksih kemanusiaan ini”, kata Pastor.

Bartol Weya mewakili teman-temannya mengatakan “kami juga berterimakasih atas kesediaan Pastor dan Diakon memberika kepercayaan kepada kami untuk ikut ambil bagian dalam kerja kemanusiaan ini. Kami sudah memberoleh sejumlah pengalaman dan merasa puas”, tutupnya.

Dengan demikian pembagian bama untuk tahap pertama usai. Posko masih buka, maka bagi siapa saja yang peduli kemanusiaan, silahkan memberikan kepada mereka yang membutuhkan lewat posko di Paroki St. Antonius Padua Bumi Wonorejo Nabire Papua.

[Nabire.Net]


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *