Warga Dogiyai Bantah Klarifikasi TNI Terkait Penembakan Warga Sipil di Kimupugi

(Warga Dogiyai Bantah Klarifikasi TNI Terkait Penembakan Warga Sipil di Kimupugi)

Dogiyai, 27 Mei 2025 – Sejumlah warga Kabupaten Dogiyai secara tegas membantah pernyataan dari Komandan Korem 173/Praja Vira Braja (PVB), Brigjen TNI Frits Wilem Rizard Pelamonia, yang menyatakan bahwa tidak ada keterlibatan aparat TNI dalam penembakan terhadap warga sipil di wilayah Kimupugi, Dogiyai, Papua Tengah.

Warga yang mengaku sebagai saksi mata mengungkapkan bahwa insiden penembakan tersebut benar terjadi. Bahkan, beberapa di antaranya menyebut telah merekam bukti berupa suara tembakan dan teriakan warga yang menyebut nama korban, Waine, serta lokasi kejadian. Rekaman audio tersebut kini telah beredar luas di tengah masyarakat sebagai bentuk kesaksian langsung atas peristiwa tersebut.

“Penembakan itu benar terjadi. Kami saksi. Jangan menutupi kejahatan seperti itu,” tegas salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, Selasa (27/5/2025), dilansir Nabirenet dari kabargunung.

Masyarakat Dogiyai juga mempertanyakan pernyataan aparat yang menyebut pelaku penembakan sebagai Orang Tak Dikenal (OTK). Mereka menuntut kejelasan dan transparansi mengenai siapa sebenarnya pihak yang dimaksud.

“Kalau OTK, otaknya siapa? Jangan sembunyi di balik istilah. Masyarakat Dogiyai berhak tahu kebenaran,” lanjutnya.

Pernyataan ini muncul sebagai tanggapan atas klarifikasi TNI sehari sebelumnya, yang menegaskan bahwa tidak ada laporan resmi keterlibatan prajurit TNI dalam penembakan yang terjadi.

Namun bagi sebagian warga, klarifikasi tersebut justru dianggap sebagai bagian dari upaya sistematis untuk menutupi dugaan pelanggaran HAM yang sudah lama mereka rasakan.

“Sejak dulu hingga sekarang, kami terus jadi korban. Negara terus berdalih, tapi darah rakyat terus tumpah,” ujar seorang tokoh masyarakat setempat.

Warga berharap pihak berwenang dapat mengusut tuntas kejadian ini secara transparan dan adil, serta tidak lagi menyembunyikan fakta yang menyangkut nyawa dan hak asasi warga Papua.

[Nabire.Net]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *