Wapres Kunjungi Wamena, Dr. Socratez Yoman Minta Penyelesaian Konflik Tanah Terlebih Dahulu

(Foto.Facebook pribadi)

Wamena, 5 Juni 2024 – Ketua Presiden Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua (BPP-PGBWP), Gembala Dr. A.G. Socratez Yoman, memberikan sambutan hangat namun penuh harap terkait rencana kunjungan Prof. Dr (H.C.) Kiai H. Mar’uf Amin ke Hubula (Lembah Balim) Wamena. Kunjungan yang dijadwalkan hari ini bertujuan untuk peletakan batu pertama pembangunan gedung kantor gubernur provinsi di wilayah tersebut.

Dr. Yoman menyampaikan pesan penting terkait dengan nilai-nilai kehidupan yang sangat berharga bagi rakyat dan bangsa Papua Barat, terutama di wilayah pegunungan. Menurutnya, ada tiga harta yang sangat bernilai dan selalu menjadi sumber kehidupan serta konflik, yaitu tanah, perempuan, dan babi.

  1. Tanah: Tanah dianggap sebagai ibu yang sangat berharga bagi masa depan anak cucu dan merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat Papua. “Tanah adalah hidup kami,” tegas Dr. Yoman.

  2. Perempuan: Perempuan, yang dianggap sebagai ibu dari semua manusia, selalu dihargai dan dilindungi dalam budaya Papua.

  3. Babi: Babi memiliki peran penting dalam penyelesaian konflik dan perang, menjadi bagian penting dalam budaya dan tradisi masyarakat Papua.

Dr. Yoman mengingatkan bahwa tiga harta ini sering kali menjadi penyebab konflik yang berkepanjangan. Oleh karena itu, ia berharap sebelum peletakan batu pertama dilakukan, Prof. Dr (H.C.) Kiai H. Mar’uf Amin dapat mengambil langkah bijak dengan mempertemukan dua kelompok yang pro dan kontra terkait tanah yang menjadi lokasi pembangunan.

Pesan ini disampaikan dengan harapan agar tidak ada kesan buruk yang ditinggalkan bagi rakyat dan bangsa Papua Barat pada akhir masa jabatan Prof. Dr (H.C.) Kiai H. Mar’uf Amin. Dr. Yoman menekankan pentingnya penyelesaian konflik dengan cara yang bermartabat sebelum melanjutkan langkah pembangunan berikutnya.

Mengakhiri pesannya, Dr. Yoman mengutip pernyataan mendiang Uskup Philip John Saklil: “Orang Papua bisa hidup tanpa uang. Tapi, orang Papua tidak bisa hidup tanpa TANAH.” Pesan ini menggambarkan betapa pentingnya tanah bagi masyarakat Papua dan menjadi seruan untuk penyelesaian konflik yang damai dan adil.

[Nabire.Net]



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *