Tarif Ojek Di Nabire Dipertanyakan
Tarif angkutan ojek di Nabire kini sudah melebihi batas kewajaran. Imbasnya, perang mulut antara penumpang dan pengojek kerap terjadi. Penumpang mempertanyakan apa yang menjadi dasar tarif ojek dinaikan. Jawaban para pengojek, kenaikan tarif imbas dari kenaikan harga BBM.
Para penumpang berpendapat, walaupun BBM sudah naik tetapi tarif angkutan umum belum naik. Sebab sampai saat ini belum ada keputusan resmi dari pemerintah. Dengan kondisi ini, pemerintah diharapkan secepatnya mengambil kebijakan soal tarif angkutan umum. Jika tidak, akan terjadi perang mulut sampai perang fisik antara penumpang dan tukang ojek.
Kejadian pada Sabtu (13/7), seorang penumpang minta diantar dari Jalan Suci Atas Keluarahan Siriwini ke Jalan Yan Mamoribo Kelurahan Siriwini Bawah. Pada saat turun di tempat tujuan, tukang ojek minta pembayaran Rp. 6.000. Secara spontan penumpang katakan tidak ada uang enam ribu, yang ada hanya uang lima ribu.
Saat penumpang membayar, tukang ojek katakan bahwa BBM sudah naik dan uang yang dibayarkan itu belum cukup untuk harga satu liter bensin. Penumpang tersebut tetap saja memberikan uang lima ribu dan tukang ojek dengan muka marah–marah pergi meninggalkan penumpang.
Kembali lagi terjadi perang mulut antara penumpang dan tukang ojek pada Minggu (14/7) saat penumpang menggunakan ojek dari Kelurahan Kalibobo ke Kelurahan Siriwini. Saat turun di tempat tujuan, penumpang bertanya tarif ojek. Dijawab tukang ojek tarif sebesar Rp. 15.000, sementara penumpang hanya menyodorkan uang Rp. 10.000 saja. Sambil membayar, penumpang mempertanyakan kepada tukang ojek menentukan tarif sebesar itu dari mana. “Jangan bikin harga suka-suka, pemerintah belum menaikan harga tarif angkutan,“ kata penumpang.
(Sumber : Papuaposnabire.com)
Tinggalkan Balasan