Program Kopi Arabica Di Desa Metember, Nasoalanop
Di sebuah desa yang terletak di atas pegunungan dengan ketinggian diatas 3.000 m dpl, hampir seluruh warganya sudah berkumpul di sekitar lapangan kecil, sebuah lapangan kecil yang berfungsi sebagai helipad. Pagi itu cuaca cukup bagus, tidak lama menunggu beberapa saat kemudian terdengar sayup-sayup suara helikopter. Wargapun bergerak semakin mendekat ke tempat helipad, dan sesaat kemudian sebuah helikopter kuning mendarat. Begitu mendarat dan setelah para penumpang turun, anak-anakpun berlarian menyambut sambil menyapa… “Pak Hery… Amolee…”, begitu juga dengan mama-mama dari kejauhan sambil melambaikan tangan berseru…. Amoleee….amolee…
Pagi itu di Desa Metember, Nasoalanop kedatangan tamu seorang karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI), Hery Aibekob yang telah dikenal oleh masyarakat setempat dengan program pertanian kopi. Hery dari Departemen Social Outreach & Local Development (SLD) PTFI sengaja mendatangi masyarakat di Metember untuk mensosialisasikan program Petani Mandiri khususnya petani tanaman kopi.
Pada kesempatan tersebut Hery bersama tim berkesempatan mengunjungi kebun kopi, yang mana tanaman kopi ini sudah ditanam sejak tahun 2009 atas inisiatif masyarakat sendiri dengan mengambil bibit di lahan kopi petani Yayasan Jayasakti Mandiri (YJM) di Emtawaroki-Tsinga.
Kegiatan sosialisasi mengenai Program Kopi dilaksanakan di depan Gereja Kristen Metember. Diikuti oleh hampir seluruh warga Metember kegiatan ini berlangsung lancar, Hery menjelaskan secara rinci mengenai Program Kopi dengan dibantu oleh Yusak Beanal, Leader Kopi dari Tsinga didampingi oleh Aparat Desa, Johan Magal.
Penanaman Perdana Kopi Arabica di Desa Opitawak
Sejak awal Juni 2012, SLD-CR bersama Dinas Perkebunan Kabupaten Mimika mendistribusikan bibit kopi Arabica kepada 36 petani mandiri di desa Aroanop dan 32 petani mandiri di desa Opitawak, dengan pemberian bantuan bibit kopi sekalian dengan pendampingan dalam jangka waktu pembibitan dan juga petani mandiri ini berinisiatif untuk membuka lahan di Desa Aroanop dengan luas 10 hektar dan juga di Desa Opitawak 10 hektar.
Tepatnya pada 8 Juli 2013, dilakukan penanaman perdana kopi di Desa Opitawak. Hery mewakili Departemen SLD PTFI datang bersama-sama dengan Camat Distrik Tembagapura, Michael Gomar, perwakilan dari Dinas Perkebunan Kab. Mimika, Bernard Ansaka dan seorang TNI dari DanPos Banti langsung melakukan pertemuan bersama masyarakat Desa Opitawak. Acara penanaman perdana kopi dilangsungkan dengan diawali dengan doa bersama dan secara simbolis penanaman kopi dilanjutkan dengan bakar batu bersama oleh masyarakat desa Opitawak sebagai ungkapan rasa syukur dan sekaligus permohonan supaya pertanian kopi di Desa Opitawak berhasil dengan baik.
Seorang Petani Kopi, Unap Mentagauw dan Kepala Desa Opitawak, Seprianus Omabak mewakili warga mengucapkan banyak terima kasih kepada SLD-CR PTFI dan Dinas perkebunan yang selama ini memberi bantuan dan pendampingan sehingga program ini bisa berjalan. “Kami juga berharap kedepannya para petani bisa melanjutkan sendiri dengan penanaman pada lahan-lahan yang sudah tersedia di desa Opitawak.” Demikian dikatakan Kepala Desa Opitawak.
Program Kopi adalah sebuah program yang diluncurkan oleh SLD-CR PTFI dan bekerjasama dengan Dinas Perkebunan Kabupaten Mimika yang bergerak dibidang pertanian dataran tinggi guna membantu ekonomi masyarakat yang bermukim di sekitar area kontrak karya pertambangan PTFI. Hasil dari program pertanian dataran tinggi yaitu komoditi tanaman perkebunan (kopi) yang selanjutnya diproduksi menjadi sebuah produk kopi yang diberi merek Kopi Amungme Gold yang menjadi produk unggulan suku Amungme dan dipasarkan ke publik atau melalui pembinaan dari Departemen SLD PTFI.
(Sumber : ptfi.co.id)
hi admin
usul ya
berhubung papua adalah salah satu penghasil kopi terbaik di indonesia bahkan di dunia, kita tunggu tulisan tentang dunia kopi di nabire sendiri
pasti ada banyak resto, cafe dan warung yang menyediakan minuman kopi sebagai salah satu menunya
ada lokasi hiu paus yg bikin para diver mupeng pengen ke nabire – photo2nya udah bagus, tapi cerita jalan2nya yg belum maksimal
mungkin perlu digiatkan program blogger di nabire, jadi para pelajar dan mahasiswa belajar menulis keindahan nabire
semangaattttttt 😉
Terima kasih masukannya mbak indita, kdepannya kami akan bahas mengenai kopi nabire