Polisi Tangkap & Periksa 3 Orang Yang Diklaim Bertanggung Jawab Dalam Pembentangan Bintang Kejora Di Sorong

Tiga pengurus Dewan Adat Papua (DAP) wilayah Sorong, masing-masing berinisial AS (Ketua DAP Sorong), AM dan YG, ditangkap aparat kepolisian. Ketiganya sebagai penanggungjawab kegiatan ibadah syukur yang dilaksanakan di Aula Maranatha Remu yang diantaranya juga ada kegiatan pembentangan bendera Bintang Kejora, Rabu (28/8) kemarin.

Kegiatan ibadah syukur ini dilakukan dalam rangka menyambut kedatangan kapal Freedom Fortilla ke Papua, namun diakhir-akhir acara ada beberapa orang yang membentangkan bendera Bintang Kejora di dalam aula tempat kegiatan. Ketiganya selanjutnya diamankan di Mapolres Sorong Kota guna dimintai keterangannya. Kapolres Sorong Kota, AKBP Harry Goldenhardt,SIK yang dikonfirmasi wartawan membenarkan adanya penangkapan terhadap tiga pengurus DAP tersebut.

“Kita amankan tiga orang penanggungjawab kegiatan yang dikemas dalam ibadah tetapi ternyata di dalam aula membentangkan bendera. Bendera Bintang Kejora dibentang diakhir kegiatan” tutur Kapolres.

Kapolres mengatakan, pembentangan bendera Bintang Kejora dinilainya sudah keluar dari pengajuan ijin yakni untuk melaksanakan kegiatan ibadah, serta perjanjian yang siang harinya disepakati antara pihak Polri dan DAP yakni tidak adanya gerakan lain yang keluar dari alur ibadah itu.

Diuraikan, kronogisnya berawal saat aparat kepolisian melakukan pengamanan di sekitar aula Marantha untuk menjaga kamtibmas terkait pelaksanaan ibadah yang diikuti puluhan jemaat tersebut. Ibadah yang dimulai sekira pukul 14.00 WIT, awalnya berlangsung aman dan tertib, jemaat melaksanakan ibadah sesuai dengan ketentuan. “Kita melakukan pengamanan di lokasi, mulai dari dimulainya kegiatan sampai dengan pukul 18.30 WIT. Awalnya memang meminta ijin untuk melaksanakan ibadah, dan bahkan kita sempat melakukan pertemuan dan sepakat jika ibadah silahkan saja, asal tidak ada spanduk bergambar Bintang Kejora atau atribut yang mengarah pada gerakan melawan hukum. Ternyata, mereka sudah keluar jalur yang ditentukan dan disepakati sebelumnya” urai Kapolres.

Sekitar pukul 18.30 WIT, saat akhir-akhir kegiatan, aparat kepolisian mendapati beberapa orang membentangkan bendera Bintang Kejora di dalam aula. Mendapati hal tersebut, aparat langsung merangsek masuk dan mengamankan kain bendera serta membawa tiga orang penanggung jawab kegiatan tersebut. Ketiga orang yang diamankan, dibawa ke Mapolres dengan menggunakan mobil polisi dan langsung diamankan. “Tiga orang yang kita amankan yakni penanggungjawab kegiatan, sementara sedang kita lakukan pemeriksaan,” ujar Kapolres.

Kendati demikian, Kapolres belum dapat memastikan pelanggaran yang dilakukan ketiganya. Pasalnya, ketiga penanggungjawab tersebut sedang menjalani pemeriksaan. “Kita lihat dulu sejauh mana hasil pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan, kita akan tetapkan pelanggaran yang dilakukannya” tukasnya.

Saat ketiganya diamankan, di dalam aula tempat kegiatan tersebut sempat terjadi keributan meski tidak terjadi adu fisik, tetapi banyak yang berusaha menahan ketiga orang yang hendak dibawa polisi. Teriakan jemaat juga sempat terdengar mewarnai keributan di ruang aula. Selain menangkap ketiga penanggungjawab kegiatan tersebut, pihaknya lanjut Kapolres, juga mengamankan barang bukti (BB) diantaranya satu kain bendera Bintang Kejora yang diperkirakan berukuran 1×2 meter dan spanduk yang bergambarkan kapal Freedom Fotilla dengan mengusung bendera yang sama. “Kita amankan BB dan sementara sedang kita dalami dengan memeriksa orang-orang yang sudah kita amankan ini,” tandas Kapolres.

Dari hasil pantauan, ketiganya diperiksa di ruang penyidik yang berbeda. Saat ditemui. AS hanya tersenyum dan berbincang seperti biasanya. Ia belum dapat bercerita banyak dengan wartawan, dan semalam ia masih menjalani pemeriksaan penyidik. Kegiatan ibadah syukur yang digelar Dewan Adat Papua (DAP) Wilayah Sorong, sebagai bentuk luapan kegembiraan dan sekaligus menyambut kedatangan kapal Freedom Fortilla yang sedang menggelar konvoi keliling dan direncanakan akan singgah di Papua.

Ibadah yang dilaksanakan di aula Marantha, diikuti puluhan jemaat. Ketua Komite Nasional Pemuda Papua (KNPP), Abraham Goram saat menemui wartawan disela kegiatan mengatakan, ibadah syukur merupakan acara rutinitas yang dilaksanakan. Namun demikian ia tak menampik jika ibadah tersebut juga dalam rangka menyambut konvoi internasional kapal Freedom Fortilla yang direncanakan akan singgah di Papua. Selain itu, diakuinya dalam ibadah juga menyampaikan pesan-pesan moral kepada jemaat sebagaimana biasanya. “Ya, dalam rangka menyambut kedatangan kapal Freedom Fortilla yang rencananya akan tiba di Papua. Yang pasti tanggal 17 Agustus itu sudah diberangkatkan dari Australia, dan kita menyambut momen perdamaian itu datang,” katanya.

Dalam ibadah tersebut, penyelenggara juga memasang spanduk bertuliskan penyambutan “Selamat datang konvoi Inetrnasional Freedom Flotilla di Republic Feredal Papua Barat,”. Di spanduk juga terdapat gambar kapal yang mengusung bendera Bintang Kejora. Melihat adanya pemasangan spanduk tersebut, aparat kepolisian sempat menemui pengurus DAP dan meminta agar spanduk diturunkan. Negosiasi dilakukan Kabag Ops Polres Sorong Kota, Kompol Slamet Haryono,SH dan pihak DAP yang diwakili Yoram Goram Gaman terkait spanduk tersebut, namun pihak DAP bersikukuh dan menolak jika spanduk dilepas. Menurut Yoram, spanduk hanyalah ungkapan sebagai bentuk penyambutan dan diharapkan tidak terlalu dibesar-besarkan.

Adanya gambar Bintang Kejora di dalam spanduk, menurutnya karena memang kapal tersebut seperti itu adanya.”Di Manokwari saja ada konvoi ribuan orang, ada ribuan bendera dibawa tidak apa-apa. Yang pasti itu hanya spanduk yang kita pasang dan kita hanya beribadah,” katanya saat melakukan negosiasi dengan anggota polisi. Akhirnya spanduk yang dipasang didepan aula itu tetap dibiarkan terpasang.

Ibadah syukur menyambut kedatangan konvoi international Freedom Fortilla yang digelar DAP Wilayah Sorong Raya, berlangsung meriah dan penuh suka cita. Pembukaan acara yang diiringi dengan lagu-lagu dan ibadah bersama oleh masyarakat adat Papua se-Sorong Raya. Usai acara, dinyanyikan lagu Mars Papua oleh masyarakat yang mengatasnamakan Bangsa Papua, dan memajang 4 bendera yakni bendera Mauri, Aborijin, Fritila dan Israel, yang menurut Ketua Dewan Adat Papua Wilayah Sorong Raya, keempat negara ini sudah bergabung dan mendukung Papua Merdeka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *