Perwakilan Papua, Marsel Asyerem, Hadiri Dialog Internasional Dewan Gereja se- Asia di Thailand
Thailand, Senin, 10 Oktober 2022 – Dialog internasional ini merupakan Sebuah program Konsultasi Internasional yang dilaksanakan oleh Dewan Gereja Asia yang disebut Consultation on ‘Faith, Health and Healing: Christian Response in Asia Today, dilaksanakan pada hari Senin-Rabu, 10-12 Oktober 2022 di Gedung Auditorium Payap University.
Ibadah Pembukaan melibatkan seluruh peserta Asian Ecumenical Institute (AEI) yang hadir dari berbagai negara di Asia. Ibadah Pembukaan ini dihadiri langsung oleh Sekretaris Jendral CCA, Mathews George Chunakara. Program konsultasi ini dihadiri sekitar 60 peserta termasuk peserta AEI dari berbagai negara yang merupakan representasi dari gereja-gereja anggota CCA.
Mathews George Chunakara, Sekretaris Jendral Dewan Gereja Asia (General Secretary CCA) dalam sambutannya mengatakan bahwa Asia memiliki tantangan yang sangat besar sehingga gereja-gereja perlu mengadakan sebuah dialog dan konsultasi bersama dalam menggumuli bersama serta mengkonstruksi sebuah langkah strategis dalam rangka konseling. Dewan Gereja Asia berharap bahwa semua peserta yang hadir dapat mengembangkan lebih jauh tentang konsep “Faith, Healt, and Healing” sebagai respon gereja-gereja terhadap kondisi Asia saat ini.
Mathews George Chunakara, Sekretaris Jenderal Christian Conference of Asia (CCA). Gerakan Oikumene di Asia membutuhkan support dari semua pihak. Gereja-gereja di Asia sedang menghadapi berbagai radikalisme, persoalan dan issu-issu sosial, ekonomi dan politik, yang sangat berpengaruh kepada kondisi kehidupan keberimanan umat serta kondisi kesehatan fisik dan psikis berbagai umat di Asia. Namun demikian, selalu ada berita baik bahwa gereja-gereja di Asia terus mendukung program CCA dalam rangka mengajak gereja-gereja di Asia untuk merespon berbagai issu-issu tersebut. Berharap melalui kegiatan ini terbangun sebuah prinsip dan refleksi teologis.
Marsel Asyerem S.Pd salah satu peserta Asian Ecumenical Institute (AEI) asal Gereja Kristen Injili Tanah Papua mengatakan bahwa konsultasi Internasional ini penting untuk membangun dialog antara dewan Gereja, untuk merefleksikan berbagai kejadian yang terjadi di dunia dan dapat mengambil langkah langkah teologis untuk menolong seluruh umat manusia di dunia.
Peserta AEI 2022 ini merupakan representasi dari gereja-gereja anggota CCA. Peserta yang hadir pun memiliki latarbelakang yang berbeda-beda. Sebagian besar dari mereka berlatar belakang teolog muda yakni pendeta, sebagian lainnya ada yang berprofesi sebagai guru, bahkan ada yang berprofesi sebagai lawyer atau advokad. Keberagaman tersebut memberi warna tersendiri dan merespon berbagai issu agama, sosial, ekonomi dan kondisi kebangsaan dalam konteks Asia bahkan dunia.
Salah satu narasumber dari Indonesia, Ketua Pengurus Yayasan Kesehatan PGI Cikini Kol. dr. Alexander K. Ginting, S.,SpP., FCCP mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang menghadapi situasi Pandemi Covid-19 dimana dampaknya sangat multisektoral. Dampaknya tidak hanya bagi kesehatan masyarakat Indonesia tetapi juga berpengaruh pada sektor ekonomi, psikis, sosial, bahkan politik. Tidak hanya itu, kehidupan bergereja pun sangat terdampak. Ibadah dilaksanakan dengan sosial distancing. Khotbah para pendeta pun lebih kepada bagaimana mengimplementasikan kasih di tengah situasi pandemi. Ketika umat dapat menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, maka sesungguhnya itulah implementasi dari kasih.
[Nabire.Net]
Tinggalkan Balasan