Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Papua Tengah: Inflasi Tahun ke Tahun September 2024 Capai 3,83%

(Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nabire, Dio Benuvin Perkasa Ginting, SST/Foto.Sitti Hawa/Nabirenet)

Nabire, 2 Oktober 2024 – Pada bulan September 2024, Provinsi Papua Tengah mencatat inflasi tahunan (Year-on-Year/y-on-y) sebesar 3,83% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,45. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Mimika, mencapai 4,00% dengan IHK sebesar 109,29, sementara inflasi terendah tercatat di Nabire dengan 3,52% dan IHK sebesar 109,77.

Hal itu diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nabire, Dio Benuvin Perkasa Ginting, SST, saat menyampaikan rilis angka inflasi dan NTP kabupaten Nabire dan Provinsi Papua Tengah, Selasa (01/10) sore, bertempat di Kantor BPS Nabire.

(Baca Juga : Inflasi Tahunan Papua Tengah pada Agustus 2024 Sebesar 3.74 persen, Nabire Tertinggi, Timika Terendah)

Kenaikan inflasi y-on-y dipicu oleh lonjakan harga di beberapa kelompok pengeluaran, di antaranya:

  • Makanan, minuman, dan tembakau naik 5,38%

  • Kesehatan naik 6,40%

  • Penyediaan makanan dan minuman/restoran naik 5,66%

  • Perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 8,54%

Di sisi lain, deflasi month-to-month (m-to-m) untuk Papua Tengah tercatat sebesar 0,44%, dan inflasi year-to-date (y-to-d) mencapai 2,16%.

(Baca Juga : Inflasi Nabire September 2024 Capai 3,52%, Kelompok Makanan dan Perumahan Jadi Penyumbang Utama)

Faktor Penyumbang Inflasi dan Deflasi

Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi tahunan antara lain:

  • Cabai rawit sebesar 0,72%

  • Beras sebesar 0,50%

  • Daging babi sebesar 0,14%

Sementara komoditas yang memberikan sumbangan deflasi bulanan termasuk:

  • Cabai rawit dengan andil 0,51%

  • Bawang merah dengan 0,12%

  • Tomat dengan 0,10%.

Kelompok Pengeluaran dengan Kontribusi Terbesar

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil inflasi terbesar sebesar 2,34%. Kelompok ini mengalami kenaikan harga pada sejumlah komoditas seperti beras, cabai rawit, dan daging babi. Inflasi pada kelompok ini dipicu oleh peningkatan permintaan dan terbatasnya pasokan di beberapa daerah.

Dengan inflasi yang beragam antar-kabupaten, Provinsi Papua Tengah terus menghadapi tantangan dalam menjaga stabilitas harga, terutama pada komoditas pokok yang memengaruhi daya beli masyarakat.

[Nabire.Net/Sitti Hawa]


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *