Perayaan Paskah Yang Tak Sama Karena Covid-19

(Theo Iyai)
Dogiyai – Paskah merupakan perayaan iman yang dirayakan secara tahunan oleh umat Kristen dibuka bumi. Paskah tahun ini sangat beda jauh dengan tahun sebelumnya.
Di tanah Papua, umat Katolik biasanya merayakan paskah dengan meriah. Selain perayaan di gereja, di beberapa tempat, perayaan ini juga dihiasi dengan segala macam lombah dan Jalan salib hidup.
Beberapa perlombaan itu berupa main bola voli, futsal, cerdas cermat Alkitab (CCA), Kemping rohani dan malam kesenian. kegiatan itu terjadi beberapa pekan sebelum perayaan paskah.
Perlombaan final dilangsungkan pada Minggu Paskah sekaligus puncak perayaan paskah. Umat pun sering menyebutnya dengan “pertandingan paskah.”
Saya pikir ini juga menjadi salah satu alasan bagi banyak orang merasa perayaan paskah tahun ini berbeda. Pada perayaan paskah, umat biasanya membanjiri gereja. Bahkan situasinya tidak seperti perayaan Mingguan.
Kalau di hari Minggu, bisa terlihat beberapa bangku yang masih kosong. Tetapi pada perayaan paskah, pihak gereja mesti menyiapkan kursi tambahan dan membangun tenda untuk menampung umat. Bahkan umat harus datang lebih awal agar mendapat tempat duduk di dalam gereja.
Situasi paskah tahun ini berbeda. Wabah Covid-19 memaksa banyak orang tinggal di rumah. Kegiatan massa seperti ibadah dan misa di gereja dianjurkan untuk dibatalkan adalah alternatif bagi umat Kristiani di tanah Papua.
Ibadah dan perayaan misa paskah tetap dirayakan, Itu dirayakan tanpa kehadiran umat. Umat bisa mengikuti perayaan lewat media internet, radio maupun TV.
Inilah membuat perayaan paskah tahun ini berbeda. Berbeda karena situasi covid-19, situasi dimana pemimpin merayakan upacara paskah tanpa kehadiran tatap muka umat secara langsung. Sebagian besar umat di seluruh dunia dan secara Khusus Papua merayakan paskah dari rumah.
Situasi ini tentunya membangkitkan aneka rasa, baik itu pada pemimpin agama maupun umat. Saya sendiri sebagai umat Kristen Katolik merasa sedih dan asing dengan situasi ini.
Pekan lalu, saya pernah membaca berita tentang seorang pemimpin misa Pastor Paulus Wowor (Pastor paroki Gereja Katolik Kristus Terang Dunia Waena) terlihat menangis merayakan misa Minggu Palma. Dalam perayaan itu, dia tidak bisa menahan tangis. Dia menangis karena situasi yang dialaminya.
[Nabire.Net/Theo Iyai]
Tinggalkan Balasan