Penduduk Dataran Tinggi Papua & Papua Nugini Dipercaya Telah Mengembangkan Tanaman Hortikultura Sejak 8000 Tahun Lalu

(Keladi)

Jayapura – Saat ini, dimasa pandemi covid-19, bercocok tanam di halaman rumah maupun di dalam ruangan sedang trend. Salah satu jenis tanaman yang sedang ngetrend di masa pandemi covid-19 ini adalah keladi. Sehingga tanaman keladi harganya meroket, dan jenis tanaman ini dianggap spesial padahal sebelumnya dianggap biasa-biasa saja.

Perlu diketahui bahwa keladi merupakan jenis tanaman yang ditanam pertama kali pada masa prasejarah, lebih tepatnya di dataran tinggi Papua dan Papua Nugini.

Di saat manusia prasejarah di Pulau Jawa, Sumatera, dan wilayah Indonesia bagian barat lainnya masih hidup berpindah-pindah, berburu dan mengumpulkan makanan dari hutan, manusia prasejarah di dataran tinggi Papua dan Papua Nugini sudah menetap. Mereka hidup dengan bercocok tanam keladi.

Hal ini dapat diketahui dari hasil penelitian arkeologi di daerah Kuk, Lembah Waghi Papua Nugini, berupa drainase untuk pertanian keladi sekitar 8000 tahun yang lalu.

Pertanian di dataran tinggi Papua Nugini dan Papua merupakan salah satu bukti pertanian awal di Dunia.

Seperti diketahui pertanian awal di dunia ini hanya terdapat di daerah sekitar Sungai Indus India pada 5000 tahun yang lalu dengan tanaman yang dibudidayakan sorgum dan gandum, daerah sekitar Sungai Kuning dan Yangzi Tiongkok pada 9000 tahun yang lalu dengan tanaman yang dibudidayakan padi, Meksiko tengah pada 5000 tahun yang lalu dengan tanaman yang dibudidayakan yaitu jagung, daerah sekitar Sungai Eufrat dan Tigris perbatasan Irak dan Syria pada 8000 tahun yang lalu dengan tanaman yang dibudidayakan yaitu gandum dan biji-bijian cereals, dan daerah sekitar Sungai Nil Mesir pada 7500 tahun yang lalu dengan tanaman yang dibudidayakan yaitu gandum, jelai, biji-bijian cereals dan sorghum.

Dataran Tinggi Nugini dengan populasi padat, terletak di ketinggian antara 1.300 dan 2.300 meter di atas permukaan air laut. Walaupun digambarkan terisolasi secara geografis dan faktor lingkungan, dataran tinggi Papua dan Papua Nugini memberikan suatu gambaran perkembangan pertanian awal di Dunia.

Kuk juga merupakan pusat domestikasi tumbuhan independen. Disini, sebagian areal rawanya dikeringkan dan dijadikan lahan untuk menanam keladi.

Keladi yang ditanam di sini diperkirakan merupakan jenis keladi liar yang mengandung sedikit zat tepung, tetapi yang pucuk, batang dan daunnya bisa dimakan. Manusia prasejarah dataran tinggi Papua dan Papua Nugini di pertama kali memanfaatkan keladi untuk diambil kandungan tepung dari akar umbinya pada fase-fase awal bercocok tanam ini.

Bukti menunjukkan dengan baik bahwa sejak lebih dari 8000 tahun lalu, penduduk dataran tinggi Papua dan Papua Nugini telah mengembangkan suatu bentuk hortikultura tanaman keladi di tempat-tempat tertentu, jauh sebelum orang Jawa mengenal bercocok tanam padi di sawah.

[Nabire.Net/Hari Suroto]


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *