Pemanfaatan Instagram Dalam Kampanye Pelestarian Cagar Budaya

(Meriam peninggalan tentara Jepang di Nabire)

Jayapura – Cagar budaya merupakan masa lalu, itu pendapat generasi muda masa kini. “Buat apa kita mengenal dan mempelajari cagar budaya?” itu kata mereka. Inilah tantangan bagi peneliti, pelestari, kurator, pemerhati maupun instansi cagar budaya untuk mengenalkan cagar budaya pada generasi zaman now. Generasi muda atau generasi milenial hidup pada zaman kekinian yang serba internet.

Membagikan foto-foto cantik di Instagram adalah salah satu cara untuk berbagi kepada orang lain. Siapa tahu, setelah melihatnya indahnya cagar budaya lewat feed Instagram, semakin banyak orang yang cinta cagar budaya dan membuktikannya dengan tindakan nyata.



Generasi milenial memiliki gaya hidup yang unik dan terbarukan. Mereka selalu mengikuti kemajuan teknologi. Telepon seluler (ponsel) berkamera dengan akses internet tak terbatas sudah menjadi separuh jiwa mereka.  Berkaitan dengan lomba foto di atas, maka cocok sekali bagi generasi milenial.

Generasi milenial memang hobi pada obyek yang instagramable, pengennya cepat-cepat posting di media sosial. Ciri lain generasi milenial adalah mereka suka sekali berbagi apapun, termasuk foto. Salah satu media yang biasa digunakan generasi milenial untuk menyimpan foto-foto sekaligus mempublikasikannya adalah Instagram.

Saat ini sebagian generasi milenial memiliki fokus baru dalam media sosial mereka, yaitu jumlah like pada postingan Instagram mereka. Rasa bahagia yang dirasakan oleh generasi milenial adalah ketika melihat angka likes pada postingannya. Dengan melihat tersebut maka, Instagram juga memiliki dampak yang besar, kemampuan Instagram dalam menyebarkan gambar memang telah dimanfaatkan untuk promosi.

Instagram merupakan pengganti katalog dalam dunia digital. Media sosial yang dianggap lebih murah dibandingkan dengan media konvensional. Tak bisa dipungkiri, Instagram juga memiliki dampak yang besar terhadap kampanye pelestarian cagar budaya.  Instagram secara visual dapat menarik minat untuk mengetahui objek cagar budaya di Indonesia.

Hampir semua orang punya gadget dan akun Instagram. Dengan kita share foto lewat Instagram,  pengguna Instagram dapat mengetahui informasi yang kita share. Instagram memudahkan pengguna dapat saling berinteraksi dengan pengguna lain lewat kolom komentar.

Instagram adalah suatu bentuk media sosial yang dapat diunduh secara gratis. Melalui Instagram, pengguna dapat menangkap momen dalam bentuk foto dan kemudian diunggah. Fitur lain yang dapat digunakan adalah membagikan momen yang diunggah secara langsung ke media sosial lain seperti Facebook, Twitter, Tumblr dan lainnya.

Instagram memiliki kelebihan sebagai media kampanye pelestarian cagar budaya. Untuk menggunakan Instagram, tak perlu membayar, hanya cukup download atau membuka situsnya. Sejak dikeluarkan pada tahun 2013, pengguna Instagram di Indonesia semakin banyak. Hal ini tentu saja menguntungkan sebagai media kampanye pelestarian cagar budaya.

Kemudahan yang ditawarkan Instagram menjadikannya media yang cepat untuk menarik minat generasi milenial untuk menggunakannya. Memposting foto, mengomentari, memberi like, memfollow sampai searching sesuai dengan hashtag pun bisa dilakukan dengan sangat praktis.  Instagram memiliki koneksi dengan beberapa sosial media sehingga memberikan kemudahan tersendiri sebagai media kampanye pelestarian cagar budaya. Jadi bisa menghemat waktu karena tak perlu melakukan posting berkali-kali di media sosial lain.

Dengan menggunakan Instagram, kita bisa melakukan berbagai cara untuk media kampanye pelestarian cagar budaya dengan sangat mudah. Instagram memiliki keunggulan dalam hal posting foto, media ini memberikan kualitas dan juga tampilan foto yang baik sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai media kampanye pelestarian cagar budaya.

Situs cagar budaya terutama candi, masjid, bangunan kolonial adalah hasil karya seni arsitektur yang luar biasa, sangat cantik saat difoto dan masuk dalam feed Instagram. Sekeliling bangunan cagar budaya terdapat spot-spot foto yang instagramable. Selain itu di sekitar situs cagar budaya, Candi Borobudur misalnya, pengunjung bisa menikmati ragam aktivitas di desa-desa sekitar Borobudur. Mulai dari trekking di persawahan, melihat petani menanam, memanen padi, kuliner tradisional.

Situs-situs prasejarah, Situs Megalitik Tutari misalnya atau situs-situs megalitik lainnya terletak di bukit atau bentang lahan yang tinggi. Tentu saja dengan pemandangan sekitar yang indah. Pemandangan dari ketinggian merupakan spot foto yang instagramable.

Tips Memfoto Cagar Budaya Agar Banyak Likes di Instagram

Bagi generasi milenial yang ingin mengikuti lomba foto Instagram Pesona Cagar Budaya Indonesia, tentunya pingin jadi pemenang. Untuk jadi pemenang, tentu tidak hanya didasarkan pada jumlah like saja, tetapi kualitas foto. Tips dan trik foto cagar budaya yang keren supaya mendapat likes.

Kunci pertama untuk mendapat foto cagar budaya yang keren adalah dengan foto dalam keadaan sepi. Soalnya, kalau ada banyak orang yang masuk dalam frame, foto pun terkesan berantakan dan crowded.

Dalam mengambil foto Situs cagar budaya yang telah menjadi destinasi wisata seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan atau candi lainnya selalu dibanjiri pengunjung, tapi ada trik khusus untuk menghindarinya, yaitu berkunjung ketika baru buka atau menjelang tutup.

Salah satu kesalahan umum ketika posting foto cagar budaya di Instagram adalah terlalu banyak mengambil selfie. Padahal, yang namanya foto cagar budaya seharusnya lebih menekankan pada keindahan dan keunikan dari cagar budaya itu sendiri. Untuk mendapat hasil terbaik, generasi milenial bisa mengunakan kamera mirrorless yang ringan namun memiliki resolusi tinggi.

Tidak memiliki kamera yang mahal bukan berarti gak bisa menghasilkan karya fotografi yang bagus. Berbekal kamera di ponsel pintar dan skill serta kepekaan yang terus diasah, tentunya juga bisa menciptakan foto cagar budaya yang istimewa. Lagipula, ponsel lebih ringkas dan praktis untuk dibawa jalan-jalan daripada mesti bawa kamera yang memberatkan.

Sudut pengambilan gambar hingga pencahayaan jadi satu hal penting untuk mendapatkan foto keren. Supaya foto cagar budaya bisa kelihatan keren, pastinya harus memanfaatkan pencahayaan sebaik mungkin, arah cahaya dapat menentukan karakter objek. Pencahayaan natural dari sinar matahari yang hangat adalah sahabat sejati buat kamera.

Tipe foto yang terang dengan semua objek yang terlihat jelas biasanya akan mendapatkan banyak likes dari para followers. Arah cahaya dari belakang bermanfaat untuk membentuk siluet objek, cahaya depan untuk membuat detail objek tampak jelas, cahaya samping untuk menguatkan tekstur objek, atau cahaya atas-bawah untuk menguatkan karakter objek vertikal.

Secara umum, aturan komposisi sebuah foto dapat diketahui melalui rule of third, yakni adanya garis bantu yang membagi foto ke dalam sembilan bidang, dengan proporsi objek utama sebesar satu pertiga. Untuk memperoleh foto yang eye catching, hanya perlu meletakkan objek pada salah satu garis imajiner, sebelah kiri atau sebelah kanan saja.

Salah satu keterbatasan kamera ponsel terletak pada zona ketajaman (depth of field). Untuk membuat objek tampak lebih tajam, tak perlu menerapkan blur di sekitar objek melalui aplikasi editor karena hal itu malah bisa membuat foto tampak tak natural. Hal yang perlu dilakukan adalah menempatkan objek di tengah frame dengan latar sederhana sehingga objek tampak lebih tajam.

Pada saat pengambilan gambar di tempat yang agak gelap, pastikan kamera ponsel berada pada posisi stabil. Pergerakan sedikit saja akan membuat gambar menjadi kabur. Untuk mengatasinya, bisa memegang kamera dengan kedua tangan atau bisa juga menggunakan tripod kecil khusus ponsel.

Kamera ponsel memiliki keterbatasan jumlah lensa. Dengan demikian, saat berhadapan dengan objek yang jauh, bukan zoom pada kamera yang digunakan, melainkan harus mendekati objek tersebut. Zoom bisa membuat foto kabur dan pecah. Flash pada kamera ponsel hanya mampu menjangkau jarak sekitar 2-3 meter. Untuk mendapatkan hasil foto yang maksimal, tanpa perlu menggunakan flash, Anda hanya perlu memastikan objek foto menerima cahaya matahari yang cukup.

Untuk menampilkan foto cagar budaya yang paling keren, yaitu dengan cara mengambil sudut foto yang unik. Misalnya mengambil foto dari bird view menggunakan drone kamera. Namun jika menggunakan drone kamera maka harus meminta ijin juru pelihara atau pengelola situs cagar budaya. Dengan drone kamera bisa menangkap keindahan cagar budaya dengan super cakep. Selain itu, dalam mengambil foto juga bisa berkreasi dengan sudut pandang unik lainnya. Jangan terpaku sama foto yang biasa-biasa saja, cobalah untuk berkeliling situs cagar budaya dan ambil foto unik yang belum banyak dilakukan orang sebelumnya.

*Penulis Hari Suroto, Peneliti Balai Arkeologi Papua

[Nabire.Net]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *