Peletakan Batu Pertama Gedung Susteran Dekenat Mapi
Dogiyai, 2 November 2024 – Peletakan batu pertama pembangunan Gedung Susteran Dekenat Mapi di Paroki Modio, Keuskupan Timika, telah berlangsung pada Kamis, 31 November 2024. Acara ini dihadiri oleh umat Paroki Modio serta jajaran pejabat gereja dan masyarakat setempat, termasuk pelantikan panitia pembangunan yang dipimpin oleh Pastor Rufinus EPW Madai, PR, yang juga menjabat sebagai Dekan Kamapi.
Pastor Rufinus EPW Madai menjelaskan bahwa pemekaran wilayah gerejawi atau dekenat ini bertujuan untuk memperluas jangkauan pelayanan pastoral dan mendekatkan pelayanan kepada umat di wilayah Mapia yang luas dan sulit dijangkau. “Pemekaran ini adalah misi pastoral Keuskupan Timika untuk mempersempit wilayah pelayanan guna menyebarluaskan karya Gereja,” ujarnya.
Dalam struktur panitia yang baru dilantik, Stefanus Degei, S.H., yang juga menjabat sebagai Plt. Kepala Distrik Mapia Tengah, didapuk sebagai ketua panitia pembangunan. Ia didampingi oleh Antonius E. Boma sebagai Sekretaris dan Yulianus Tekege sebagai Bendahara Umum. Stefanus menyampaikan harapannya agar pemekaran dekenat ini membawa dampak positif bagi masyarakat Mapia, dengan pemerintah daerah berjanji memberikan dukungan penuh dalam proses pembangunan gedung susteran ini.
Menurut Pastor Rufinus, pemekaran dekenat Mapi akan mengurangi beban wilayah Dekenat Kamu, yang sebelumnya mencakup 11 paroki, dengan 5 paroki di wilayah Kamu dan 6 paroki di wilayah Mapia. Kini, Dekenat Mapi akan memiliki pusat pelayanan di Paroki Modio, yang diharapkan menjadi pusat pelayanan yang lebih dekat bagi umat di seluruh wilayah Mapia Besar.
Mewakili para tokoh masyarakat, Martinus Kedeikoto selaku Ketua Dewan Paroki Modio menyampaikan bahwa perjuangan untuk mendirikan dekenat sendiri di wilayah Mapia telah dimulai sejak tahun 2002. Berbagai permohonan secara tertulis dan lisan telah disampaikan kepada Keuskupan Timika hingga akhirnya harapan itu terwujud di tahun 2024.
“Kami berharap agar di masa depan, Paroki Timepa, Bomomani, Abouyaga, Apouwo, dan Deneiode turut dilibatkan dalam proses pembangunan ini sehingga dekenat baru ini benar-benar menjadi milik seluruh masyarakat Mapia,” ungkap Martinus.
Peletakan batu pertama Gedung Susteran Dekenat Mapi ini menjadi langkah awal dalam pemekaran wilayah gereja yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan mempererat ikatan umat di wilayah Mapia Besar.
*Penulis : Antonius Ekowaiby Boma
[Nabire.Net]
Tinggalkan Balasan