Mahasiswa Intan Jaya Di Jawa Timur Tolak Permintaan Pembuatan Proposal Bantuan Oleh Pemkab
Mahasiswa kabupaten Intan Jaya yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Jawa Timur, menolak pembuatan proposal bantuan kepada pihak pemkab yang diserahkan melalui pihak ke tiga di Jawa Timur.
Mahasiswa Intan Jaya di Jawa Timur telah memasuki bulan ke 5 tanpa ada perhatian dari pemkab Intan Jaya. Menurut informasi yang didapatkan pembiaran tersebut dimulai semenjak awal januari 2018 yang lalu hingga kini.
Mahasiswa telah berupaya keras membangun komunikasi terhadap pihak Pemda namun sejauh ini belum juga ada titik terang bagi mereka.
Seperti diketahui, pada hari sabtu 7 Mei 2018 yang lalu, pemerintah Intan Jaya telah menghubungi salah satu ketua Mahasiswa Intan Jaya di Jawa Timur, berkali-kali mahasiswa telah memohon namun permohonan itu hanya membuahkan sebuah janji bahwa mahasiswa harus membuat proposal yang nantinya akan di serahkan kepada Bagian Kesra Pemkab Intan Jaya sebagai pihak pertama, sehinga tahun depan akan dianggarkan dana pemondokan yang lebih besar.
Namun janji manis itu ditolak dengan tegas oleh mahasiswa karena janji itu dianggap penipuan dan pembodohan bagi mahasiswa Intan Jaya.
“Pemkab Intan Jaya jangan tipu-tipu kami sudah, kami sudah pernah memohon dulu seperti ini dan permohonan itu tidak pernah didengar apalagi dijawab, kami tolak dengan tegas janji itu dan kami ingin perhatian secara full terhadap kami dimulai dari sekarang tanpa harus menungu tahun depan” kata Geradus Miagoni mantan ketua BPH.
“Pemerintah juga harus tahu bahwa jumlah mahasiswa kami sudah banyak dan tahun ini akan bertambah banyak jadi kami berharap pemerintah harus perhatikan kami mulai tahun ini, kami butuh tempat tinggal agar kuliah kami lancar dan nyaman” tambahnya.
Kil-kil, salah satu mahasiswa di Universitas Negri Surabaya (UNESA) mengungkapkan penolakan tersebut dilakukan sebab bantuan yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan hidup terutama untuk mencukupi kebutuhan harga kontrakan disini serta kondisi jumlah mahasiswa yang kian bertambah tiap tahunya.
“Kami tidak butuh proposal dari mereka itu suatu penipuan dan pembodohan bagi kami para mahasiswa, tahun lalu kami dibantu dengan nominal uang yang sangat kecil tidak cukup dengan harga kontrakan pula namun karena kami berpikir bahwa itu adalah tahun pemilihan umum yang dimana seluruh warga Intan Jaya akan disibukan dengan Pemilu maka kami memakluminya dan menerimanya, namun tahun ini kami tidak menerimanya” tambah anak kelahiran Agisiga tersebut.
Arman Sondegau ketua 2 kota study Malang juga menambahkan bahwa lebih baik kami menolak bantuan tersebut karena akan sangat berdampak buruk bagi kami jika kami menerimanya, kemungkinan besar tahun depan nominal bantuan terhadap kami akan semakin turun jika kami menerimanya karena 4 tahun terakhir ini bantuan yang di berikan kepada kami semakin lama semakian menurun.
Janji pembuatan proposal oleh mahasiswa terhadap pemda diangap sesuatu yang tidak masuk akal, mahasiswa berangapan bahwa mereka adalah anak asli Intan Jaya yang sudah seharusnya mendapatkan perhatian dari Pemda.
“Kami lahir, besar, bahkan menyelesaikan TK, SD, SMP dan SMA di Intan Jaya, kenapa untuk bantu kami, kami harus buat proposal lagi ? Padahal pemerintah juga sudah tidak pernah datang lihat kondisi kami disini, ini sangat mengecewakan kami”, tutup Arman.
[Nabire.Net/Riddick]
Tinggalkan Balasan