Mahasiswa Dogiyai di Semarang Tolak Pemekaran Kabupaten Mapia Raya, Ini 8 Tuntutannya
Semarang, 26 Mei 2025 – Mahasiswa asal Kabupaten Dogiyai yang tergabung dalam Tim Peduli Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia Wilayah Kabupaten Dogiyai secara tegas menolak rencana pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Mapia Raya dari Kabupaten Dogiyai.
Pernyataan sikap ini disampaikan dalam konferensi pers yang berlangsung di Asrama Papua, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Minggu (25/5/2025).
Koordinator Tim, Simon E. Iyai, menyatakan bahwa pemekaran wilayah bukanlah solusi atas berbagai persoalan di Dogiyai. Ia juga menolak keras inisiatif yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang mengatasnamakan rakyat Mapia.
“Kami mahasiswa Dogiyai se-Jawa Tengah, khususnya di Semarang, menolak dengan tegas oknum-oknum atau elit politik lokal yang mengatasnamakan rakyat Mapia dalam upaya pemekaran daerah otonomi baru. Kami meminta pemerintah pusat segera membatalkan rencana pembahasan dan penetapan DOB Kabupaten Mapia Raya, karena pemekaran bukan solusi untuk mengatasi kemiskinan, pengangguran, dan konflik di wilayah kami,” tegas Simon.
Ia juga menyatakan mosi tidak percaya terhadap tokoh intelektual Matias Butu dan kelompoknya, yang dinilai tidak mewakili suara rakyat.
“Jika pemerintah provinsi maupun Kabupaten Dogiyai tidak menindaklanjuti tuntutan kami untuk menghentikan proses pemekaran, maka kami akan melakukan aksi dengan menutup Jalan Trans Mapia,” lanjutnya.
Mahasiswa juga mendesak agar draf pemekaran Kabupaten Mapia Raya diuji secara akademik, serta melibatkan tokoh masyarakat, mahasiswa, tokoh adat, tokoh perempuan, dan elemen masyarakat lainnya.
Mereka yang tergabung dalam Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Dogiyai (IPMADO) juga menyuarakan tuntutan kepada Gubernur Papua Tengah agar menghentikan seluruh proses pemekaran di wilayah Papua Tengah, terutama di Kabupaten Dogiyai. Selain itu, mereka menyerukan penghentian operasi militer dan eksploitasi sumber daya alam di seluruh Tanah Papua.
Berikut 8 Tuntutan Mahasiswa Dogiyai di Semarang:
1. Menolak dengan tegas upaya pemekaran DOB Mapia Raya oleh oknum atau elit politik lokal yang mengatasnamakan rakyat Mapia.
2. Mendesak pemerintah pusat membatalkan rencana pembahasan dan penetapan DOB Mapia Raya, karena pemekaran bukan solusi atas kemiskinan, pengangguran, dan konflik.
3. Menyatakan mosi tidak percaya terhadap Matias Butu dan kelompoknya.
4. Mengancam akan menutup Jalan Trans Mapia jika pemekaran terus dilanjutkan.
5. Menuntut agar draf pemekaran diuji secara akademik bersama tokoh masyarakat, mahasiswa, tokoh adat, perempuan, dan elemen lainnya.
6. Meminta Gubernur Papua Tengah menghentikan seluruh proses pemekaran di Papua Tengah, khususnya di Kabupaten Dogiyai.
7. Menyerukan penghentian operasi militer dan eksploitasi sumber daya alam di seluruh Tanah Papua.
8. Menolak segala bentuk pemekaran di seluruh wilayah Papua.
[Nabire.Net/Musa Boma]
Tinggalkan Balasan