Reynold Ubra Ungkap Tantangan Kesehatan di Mimika, dari Dokter hingga Infrastruktur

(Kepala Dinas Kabupaten Mimika, Reynold Ubra)

Mimika, 19 Maret 2025 – Kepala Dinas Kabupaten Mimika, Reynold Ubra, mengatakan, dalam 5 tahun terakhir di bidang kesehatan, dana Otonomi Khusus (Otsus) digunakan untuk mempersiapkan tenaga kesehatan dan sarana prasarana fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes).

Bukan hanya sarana Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Pustu), pihaknya juga harus mempersiapkan saran prasarana bagaimana supaya tenaga Dokter ada. Mulai dari tempat tinggal, transportasi, logistik hingga sarana komunikasi.

“Percuma programnya banyak, dokter tidak ada. Apa efeknya? Orang mati, rujukannya agak tinggi. Hari ini kita lihat, keluhan masyarakat sederhana, tidak ada petugas. Tapi, mari kita lihat 4 tahun terakhir, tidak ada orang ribut karena tidak ada petugas di kampung-kampung,” ujar Reynold Ubra saat diwawancarai, Rabu (19/03/2025).

Masalah kesehatan, Reynold Ubra mengaku hal itu tidak lepas dari konsep pembangunan Mimika. Namun, hingga saat ini ia menyebut belum mendapati konsep besar pembangunan Mimika 20 tahun ke depan seperti apa. Mengingat tahun ini merupakan akhir tahun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).

Menurutnya, bukan hanya berbicara mengenai kesehatan dan pendidikan, melainkan kerangka besar bangunannya akan seperti apa. Sebagai Kepala Dinas kesehatan, ia pun ingin melihat apakah strategi bangunan besar itu nantinya akan keberpihakan pada OAP.

“Sebagai kepala dinas kesehatan, saya ingin melihat, apa strategi bangunan besar ini dalam kerangka keberpihakan kepada orang Papua. Untuk tiga sektor kah atau untuk lima sektor? Karena ini tidak bisa berdiri sendiri. Mimpi besarnya adalah Suistanable Development Goals,” terangnya.

Reynold Ubra pun mencontohkan strategi yang dilakukan di negara tetangga (Malaysia) yaitu mendahulukan infrastruktur untuk mencapai target Kesehatan dan Pendidikan. Seperti di Kabilaten Mimika, pedalaman masih banyak Pustu-Pustu belum dialiri arus listrik, masih banyak masyarakat belum mendapatkan air bersih, pembuangan limbah yang belum sesuai.

“Orang punya rumah dulu, orang dapat air bersih dulu, dapat listrik dulu. Di kampung, biasanya tidak bisa belajar malam, mau mandi pakai air apa? Air limbah itu dikemanakan? Infrastrukturnya diberesin dulu baru orang bisa sekolah, orang bisa sehat,” pungkasnya.

Oleh karena itu, tahun ini menggunakan dana APBD, Dinas Kesehatan akan menghubungkan listrik ke Pustu-Pustu di pedalaman.

[Nabire.Net/Yosef Doo]



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *